Senin, 22 Oktober 2012
Tren Ke Depan Telematika
Pada prinsipnya berbagai jenis usaha di dunia telematika dapat di pilah-pilah menjadi berbagai usaha yang sifatnya modular tidak terlalu tergantung satu dengan lainnya. Beberapa servis seperti NIC servis & CA/RA/PKI servis memang merupakan servis pendukung yang sifatnya tidak terlalu profit-oriented, akan tetapi tidak bisa di pisahkan dari usaha yang didukungnya.
Secara umum model yang ingin di usulkan terlihat dalam gambar model terlampir. Model dibuat modular yang berarti entitas industri di masing-masing segmen di usahakan untuk bisa berdiri sendiri tidak harus tergantung satu sama lain.
Ada lima (5) kelompok besar segmen industri jasa yang di identifikasi yaitu:
1. Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya risiko bisnis paling besar)
2. Infrastruktur Internet (biasanya risiko bisnis sedang & rendah)
3. Hosting service (biasanya risiko bisnis rendah)
4. Transaction type service (biasanya risiko bisnis rendah).
5. Content / knowledge producer (biasanya risiko bisnis rendah).
Ada dua (2) arah utama yang terjadi di level aplikasi yang pertama ke arah jasa yang sifatnya transaksi (biasanya di sini yang berputar adalah uang & barang) yang ke dua lebih ke arah transaksi pengetahuan & informasi. Karakteristik dari kedua arah tersebut akan berbeda; sayang sekarang ini yang lebih di gembar-gemborkan terutama e-commerce – padahal jika kita cukup pandai (dalam arti berpengetahuan banyak) maka bermain-main di k-commerce akan lebih menarik.
Ada tiga (3) hal utama yang akan menentukan kehidupan / tingkat kompetisi maupun kontrol pemerintah di jenis usaha yang dipilih, tiga (3) hal tersebut adalah:
• Tingkat risiko bisnis.
• Kontrol kualitas.
• Tanggung jawab sosial (menjamin proses cross subsidi).
Pada tingkat risiko bisnis yang rendah, sebaiknya pasar di bebaskan dari proses lisensi atau perizinan – kompetisi bebas diberlakukan konsekuensinya kontrol kualitas di lakukan sendiri oleh masyarakat; pemerintah dapat memfasilitasi transparansi kualitas entitas. Sebaliknya untuk tingkat risiko bisnis yang tinggi, proses perizinan atau lisensi yang di ikuti kontrol kualitas dari pemerintah. Yang perlu diperhatikan barangkali membuat semua proses menjadi transparan ke masyarakat banyak.
Dalam hal semua jenis usaha pada akhirnya bukan teknologi yang akan memenangkan pertandingan. Teknologi hanyalah alat bantu semata, kemenangan hanya bisa diperoleh dari keberhasilan dalam membentuk massa yang real di masyarakat. Dalam dunia informasi yang biasanya massanya berpendidikan, proses community building agak lebih pelik dari pada dunia biasa. Konsep penggalangan massa seperti para partai politik di dunia nyata tidak mungkin dilakukan di dunia maya. Interaksi dua arah berbentuk diskusi, di talkshow, di kolom-kolom media di tumpu oleh kemampuan leadership (kepemimpinan), total customer satisfaction dan komitmen kepada masyarakat berpengetahuan akan menjadi kunci keberhasilan dalam melibatkan masyarakat dalam kebersamaan. Fungsi fasilitator sangat erat di dunia maya sangat berbeda dengan dunia nyata yang lebih mementingkan struktur
PERKEMBANGAN TELEMATIKA DI INDONESIA
Perkembangan telematika di Indonesia mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Pada periode ini, penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
3. Periode Aplikasi
Pada periode ini, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Definisi Telematika
Telematika merupakan kata yang sering kita baca maupun dengar di berbagai media massa maupun elektronik. Pada tugas softskill pertama ini saya akan menjabarkan definisi telematika. Pada dasarnya Telematika adalah istilah untuk mendefinisikan Telekomunikasi melalui media informatika. Untuk lebih jelasnya berikut penjabaran lebih lengkap mengenai telematika yang saya dapat dari berbagai sumber.
Istilah telematika merupakan adopsi dari bahasa asing. Kata telematika berasal dari kata dalam bahasa Prancis, yaitu telematique. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya yang berjudul L’informatisation de la Societe. Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Sedangkan menurut Kerangka Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekominikasi, media, dan informatika Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan informatika. Senada dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika = informatika.
Dari definisi di atas maka telematika dapat mencakup berbagai komponen dan secara garis besar tidak berbeda jauh maknanya dengan istilah Teknologi Informasi (TI), maupun Information and Communication Technologies (ICT).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut.
1. Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
2. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi.
3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital.
Kebutuhan Middleware
Middleware adalah software yang dirancang untuk mendukung pengembangan sistem tersebar dengan memungkinkan aplikasi yang sebelumnya terisolasi untuk saling berhubungan. Dengan bantuan middleware, data yang sama dapat digunakan oleh customer service, akuntansi, pengembangan, dan manajemen sesuai kebutuhan. Middleware dapat juga berfungsi sebagai penerjemah informasi sehingga setiap aplikasi mendapatkan format data yang dapat mereka proses.
Middleware tersedia untuk berbagai platform, dengan berbagai jenis. Jenis middleware yang umum dikembangkan saat ini dapat dikelompokkan dalam lima kategori besar, salah satunya adalah homegrown, yang dikembangkan khusus untuk kebutuhan internal organisasi, model RPC/ORB (Remote Procedure Call/Object Request Broker), Pub/Sub (Publication/Subscription), Message Queuing, dan TP (Transaction Processing) Monitor.
Di Linux, banyak perusahaan besar seperti IBM, BEA, dan Schlumberger yang sedang dan sudah mengerjakan berbagai sistem middleware. Salah satu produk middleware IBM untuk
platform Linux adalah BlueDrekar™. BlueDrekar™ adalah middleware berbasis spesifikasi Bluetooth™ untuk koneksi peralatan wireless di lingkungan rumah dan kantor. Produk middleware ini menyediakan protocol stack dan berbagai API (Application Programming Interfaces) yang dibutuhkan aplikasi berbasis jaringan. Diharapkan adanya BlueDrekar™ di Linux ini akan mempercepat pertumbuhan aplikasi dan peralatan berbasis Bluetooth™.
Contoh lain, BEA Tuxedo™ dari BEA System, sebuah middleware transaction processing monitor yang juga mendukung model ORB, tersedia untuk berbagai platform, termasuk RedHat Linux. BEA Tuxedo memungkinkan kombinasi pengembangan aplikasi dengan model CORBA dan ATMI (Application-to-Transaction Monitor Interface). Sebuah aplikasi yang dibuat untuk Tuxedo dapat berjalan pada platform apapun yang ditunjang oleh BEA tanpa perlu modifikasi
dalam kode aplikasinya.
Dalam bidang kartu magnetis (smart cards), Schlumberger adalah salah satu pengembang dan produsen CAC (Common Access Card) dan middleware CAC-nya. Produk middleware ini yang diberi nama CACTUS (Common Access Card Trusted User Suite), dapat berjalan di atas Linux. memberi kemampuan koneksi pada level aplikasi ke kartu magnetis dan fungsi-fungsi kriptografis.
ShaoLin Aptus adalah sebuah middleware untuk Linux, yang mengubah jaringan PC menjadi sebuah arsitektur jaringan komputer yang bersifat 'fit client'. Produk yang memenangkan 'IT Excellence Awards 2002' di Hong Kong ini, mengembangkan konsep ' t h i n c l i e nt' dengan memperbolehkan komputasi berbasis client. Shaolin Aptus membuat banyak klien dapat menggunakan sistem operasi dan aplikasi yang tersimpan di server melalui LAN secara transparan.
Saat ini, hampir seluruh aplikasi terdistribusi dibangun dengan menggunakan middleware. Masih menurut IDC, perkembangan segmen middleware terbesar akan terjadi dalam alat yang membantu sistem manajemen bisnis. Hal ini terjadi untuk memenuhi permintaan akan integrasi
aplikasi yang lebih baik. Linux, didukung oleh bermacam produk middleware, memberikan pilihan sistem operasi dan middleware yang stabil, dengan harga yang bersaing.
Televisi Digital di Indonesia
Siaran televisi digital sudah mulai diterapkan diberbagai negara, ada sudah menerapkan secara penuh maupun baru taraf uji coba. Dinegara-negara Eropa siaran televisi digital sudah banyak diterapkan sedangkan di Amerika tahun kemarin diterapkan secara penuh. Untuk Indonesia sekarang baru masuk taraf percobaan, dan dimulai oleh TVRI, RCTI serta beberapa stasiun televisi di daerah. Dampak dari diterapkannya siaran televisi digital akan menggeser secara langsung atau tidak langsung sistem pertelevisian di Indonesia. Mungkin masih cukup lama siaran televisi digital dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, karena ketersediaan dan kesiapaan infrastruktur yang mendukung siaran televisi ini.
Pengimplementasian teknologi siaran televisi digital menuntut middleware yang dapat memenuhi tuntutan penyedia konten siaran. Disamping itu kesiapan penikmat siaran televisi dalam menyikapi bergesernya teknologi yang mau tidak mau harus menyesuaikan perangkat televisi yang mendukung siaran televisi digital. Middleware bersistem terbuka mempunyai peluang untuk memenuhi kebutuhan penyedia konten dan penyelenggara siaran televisi digital.
MIDDLEWARE TELEMATIKA
Dalam dunia teknologi informasi, terminologi middleware adalah istilah umum dalam pemrograman komputer yang digunakan untuk menyatukan, sebagai penghubung, ataupun untuk meningkatkan fungsi dari dua buah progaram/aplikasi yang telah ada. Middleware Didefinisikan sebagai sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi (application layer) dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer-layer TCP/IP [1]. Middleware bisa juga disebut protokol. Protokol komunikasi middleware mendukung layanan komunikasi aras tinggi.
Perangkat lunak middleware adalah perangkat lunak yang terletak diantara program aplikasi dan pelayanan-pelayanan yang ada di sistim operasi. Adapun fungsi dari middleware adalah:
1. Menyediakan lingkungan pemrograman aplilasi sederhana yang menyembunyikan penggunaan secara detail pelayanan-pelayanan yang ada pada sistem operasi .
2. Menyediakan lingkungan pemrograman aplikasi yang umum yang mencakup berbagai komputer dan sistim operasi.
3. Mengisi kekurangan yang terdapat antara sistem operasi dengan aplikasi, seperti dalam hal: networking, security, database, user interface, dan system administration.
Perkembangan middleware dari waktu ke waktu dapat dikatagorikan sebagai berikut:
1. On Line Transaction Processing (OLTP), merupakan perkembangan awal dari koneksi antar remote database. Pertama kali ditemukan tahun 1969 oleh seorang engineer di Ford, kemudian diadopsi oleh IBM hingga kini dikenal sebagai proses OLTP. DIGITAL ACMS merupakan contoh lainnya yang sukses pada tahun 70-an dan 80-an. UNIX OLTP lainnya seperti: Encina, Tuxedo pada era 80-an, serta DIGITAL CICS untuk UNIX yang memperkenalkan konsep dowsizing ke pasar.
2. Remote Procedure Call (RPC), menyediakan fasilitas jaringan secara transparan. Open Network Computing (ONC) merupakan prototipe pertama yang diperkenalkan awal tahun 70-an. Sun unggul dalam hal ini dengan mengeluarkan suatu standar untuk koneksi ke internet. Distributed Computing Environment (DCE) yang dikeluarkan oleh Open Systems Foundation (OSF) menyediakan fungsi-fungsi ONC yang cukup kompleks dan tidak mudah untuk sis administrasinya.
Database middleware adalah salah satu jenis middleware disamping message-oriented middleware, object-oriented middleware, remote procedure call, dan transaction processing monitor. Pada prinsipnya, ada tiga tingkatan integrasi sistem komputer yaitu integrasi jaringan, integrasi data, dan integrasi applikasi. Database middleware menjawab tantangan integrasi data, sedangkan midleware-middleware yang lain menjawab tantangan integrasi applikasi dan jaringan. Tujuan Umum Middleware Telematika:
● Middleware adalah S/W penghubung yang berisi sekumpulan layanan yang memungkinkan beberapa proses dapat berjalan pada satu atau lebih mesin untuk saling berinteraksi pada suatu jaringan.
● Middleware sangat dibutuhkan untuk bermigrasi dari aplikasi mainframe ke aplikasi client/server dan juga untuk menyediakan komunikasi antar platform yang berbeda
● Middleware yang paling banyak dipublikasikan :
– Open Software Foundation’s Distributed Computing Environment
(DCE),
– Object Management Group’s Common Object Request Broker
Architecture (CORBA),
– Microsoft’s COM/DCOM (Component Object Model)
Tipe Layanan Middleware:
1. Layanan Sistem Terdistribusi,
• Komunikasi kritis, program-to-program, dan layanan manajemen data.
• RPC, MOM (Message Oriented Middleware) dan ORB.
2. Layanan Application,
• Akses ke layanan terdistribusi dan jaringan
• Yang termasuk : TP (transaction processing) monitor dan layanan database, seperti Structured Query Language (SQL).
3. Layanan Manajemen Middleware,
• Memungkinkan aplikasi dan fungsi dimonitor secara terus menerus untuk menyakinkan unjuk kerja yang optimal pada lingkungan terdistribusi lingkungan komputasi:
● Prinsip Dasar :
– Memungkinkan program yang sama dapat dijalankan pada
platform apapun tanpa modifikasi
– Halaman HTML ditulis dalam JavaScript yang dapat dijalankan
pada web browser yang mendukung JavaScript.
– Aplikasi Java dan applet dijalankan oleh suatu Java Virtual
Machine, yang dapat dibuat untuk berbagai sistem operasi
● Browser dan Java meniadakan kebutuhan platform tunggal kebutuhan middleware:
● Menyediakan kumpulan fungsi API (Application Programming Interfaces) yang lebih tinggi
daripada API yang disediakan sistem operasi dan layanan jaringan yang memungkinkan suatu
aplikasi dapat :
– Mengalokasikan suatu layanan secara transparan pada jaringan,
– Menyediakan interaksi dengan aplikasi atau layanan lain
– Tidak tergantung dari layanan jaringan
– Handal dan mampu memberikan suatu layanan
– Diperluas (dikembangkan) kapasitasnya tanpa “Middleware” di samping pembangunan aplikasi adalah medan pertempuran untuk perjuangan yang besar dalam industri perkomputeran. Untuk menyatukan komponen yang berselerak, Microsoft mahu pengguna menggunakan teknologinya.
Kesimpulan:
● Middleware merupakan komponen perangkat lunak yang memberikan peranan penting dalam
pengembangan aplikasi client/server dengan tidak memandang platform
● Beberapa arsitektur dan tipe middleware dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
Fitur Pada Antarmuka Pengguna Telematika
Fitur Pada Antarmuka Pengguna Telematika
1. Head Up Display System
Merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunaannya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya.
2. Tangible User Interface
Antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik.
3. Computer Vision
Merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat.
4. Browsing Audio Data
5. Speech Recognition
Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan
6. Speech Synthesis
Merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia.
Pengertian Antar Muka
Antarmuka pemakai (User Interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pemakai (User Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi.
user interface, berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian sistem secara menyeluruh step by step sehingga user mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem. Yang terpenting dalam membangun user interface adalah kemudahan dalam memakai/ menjalankan sistem, interaktif, komunikatif, sedangkan kesulitan dalam mengembangkan/ membangun suatu program jangan terlalu diperlihatkan.
Antarmuka
Pengertian antarmuka ( interface) adalah salah satu layanan yang disediakan sistem operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan sistem operasi. Antarmuka adalah komponen sistem operasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna. Terdapat dua jenis antarmuka, yaitu Command Line Interface(CLI) danGraphical User Interface(GUI).
Command Line Interface(CLI)
CLI adalah tipe antarmuka dimana pengguna berinteraksi dengan sistem operasi melalui text-terminal. Pengguna menjalankan perintah dan program di sistem operasi tersebut dengan cara mengetikkan baris-baris tertentu.Meskipun konsepnya sama, tiap-tiap sistem operasi memiliki nama atau istilah yang berbeda untuk CLI-nya. UNIX memberi nama CLI-nya sebagai bash, ash, ksh, dan lain sebagainya. Microsoft Disk Operating System (MS-DOS) memberi nama command.com atau Command Prompt. Sedangkan pada Windows Vista, Microsoft menamakannya PowerShell. Pengguna Linux mengenal CLI pada Linux sebagai terminal, sedangkan pada Apple namanya adalah commandshell.
Graphical User Interface(GUI)
GUI adalah tipe antarmuka yang digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem operasi melalui gambar-gambar grafik, ikon, menu, dan menggunakan perangkat penunjuk ( pointing device) seperti mouse atau track ball. Elemen-elemen utama dari GUI bisa diringkas dalam konsep WIMP ( window, icon, menu, pointing device).
Terdapat 6 macam fitur yang terdapat pada antarmuka pengguna telematika. Fitur-fitur itu antara lain:
1.Head Up Display System
Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.
2.Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.
3.Computer Vision
Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.
4.Browsing Audio Data
5.Speech Recognition
Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.
6.Speech Synthesis
Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.
Rabu, 17 Oktober 2012
Supply Chain Management Pabrik Biskuit Kaleng
Supply Chain Management Pabrik Biskuit Kaleng
NAMA : Sulthoni Fikri
NPM : 151096309
KELAS : 4KA11
Konsep Sistem Informasi Lanjut
DISKUSI
• Untuk produk biskuit kaleng yang dipasarkan di pasar lokal dan juga ke beberapa negara tetangga, perusahaan apa sajakah yang terlibat sehingga anda bisa membeli produk tersebut di sebuah supermarket?
• Gambarkan supply chain dari produk ini.
SEVERAL CRITICAL QUESTIONS
• Where do you source your materials?
• Where do you process or convert them?
• What channels of distribution do you use?
• How do you build a strong relationship with your suppliers and customers?
• How do you get direct information from your end-consumers?
• What logistics structure should you impose?
• How do you coordinate your information flows and systems globally?
• And how do you set up incentive systems for all of your partners in the supply chain to optimize overall performance?
Berikut adalah Penjelasan dari diskusi dan pertanyaan di atas :
Dalam proses pembuatan produk biskuit kaleng yang ada di pasar lokal dan juga beberapa negara tetangga memerlukan rantai SCM agar produk tersebut sampai kepada konsumen.
SCM (Supply Chain Management) adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain. Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen. dimana biskuit Kaleng ini menunjukkan sebuah rangkaian yang terdiri dari komunitas-komunitas yang bekerja sama dan mendukung dalam pembuatan biskuit kaleng dan bagaimana menyalurkan produk biskuit kaleng tersebut hingga terdistribusi sampai pada konsumen akhir.
Gambar di atas merupakan gambar SCM dari proses pembuatan biskuit kaleng.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan biskuit kaleng tersebut adalah sebagai berikut :
- Pabrik gula
- Pabrik terigu
- Pabrik mentega
- Pabrik garam
- Pabrik kaleng
- Distributor telor
- Distributor Makanan
- Supermarket /Agen
Adapun penjelasan dari tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut :
- Dimulai dari pabrik kaleng biskuit yang bahan dasarnya terbuat dari timah, besi dan bahan bahan lainnya yang nantinya kaleng tersebut akan digunakan sebagai wadah atau tempat biskuit. Untuk membuat biskuitnya sendiri memerlukan bahan dasar atau bahan baku yang terdiri dari tepung terigu, gula, lemak nabati, susu bubuk, mentega, madu, telur, garam, coklat, selai, dan soda kue masing-masing bahan baku tersebut disupply dari pabrik. Dalam pembuatannya, Pabrik Biskuit Kaleng dapat membuat aneka biskuit dengan berbagai rasa yang diharapkan dapat menarik minat dan daya beli konsumen. Pada Gambar di atas, Pabrik Biskuit Kaleng mendapatkan bahan baku untuk membuat biskuit dari supplier-supplier bahan baku. Bahan baku pembuat biskuit yang dijelaskan pada gambar berupa terigu, telur, gula dan susu. Terigu diperoleh dari Penghasil Gandum --> Supplier Terigu --> dikirim ke Pabrik Biskuit Kaleng. Telur diperoleh dari Peternak Telur --> Supplier Telur--> dikirim ke Pabrik Biskuit Kaleng. Gula diperoleh dari Perkebunan Tebu --> Supplier Gula --> dikirim ke Pabrik Biskuit Kaleng. Susu diperoleh Peternak Susu (Sapi perah) Supplier Susu --> dikirim ke Pabrik Biskuit Kaleng. Di pabrik biskuit barulah bahan baku tersebut diproses, setelah pembuatan biskuit selesai kemudian biskuit dilakukan pengujian makanan untuk menunjukan bahwa biskuit tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Setelah layak untuk dikonsumsi, kemudian biskuit tersebut dikirim ke distributor. Dari distributor, biskuit akan dikirim ke supermarket. Dan sampailah kepada para konsumen.
- Tempat untuk mengolah semua bahan mentah itu untuk menjadi biscuit yaitu di pabrik biscuit itu sendiri.
- Saluran distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk biscuit kaleng ini adalah melalui distributor makanan yang terkenal lalu di distribusikan ke sejumlah supermarket, waralaba atau agen yang dapat berhubungan langsung dengan konsumen.
- Cara untuk menjalin hubungan yang baik dengan para supplier dan kostumer adalah dengan bersikap professional, dapat di percaya, dan bina komunikasi yang baik.
- Untuk mendapatkan informasi secara langsung dari konsumen terakhir yaitu dengan cara memberikan angket melalui media online dan cetak. Dari situ kita dapat melihat tanggapan masyarakat tentang produk yang kita pasarkan.
- Struktur logika yang digunakan dalam management ini adalah dengan cara : Mengurangi mata rantai: penjualan dilakukan langsung ke pelanggan. Memesan komponen hanya apabila sudah menerima pesanan. Menentukan waktu standar bagi anggota supply chain. Menciutkan jumlah pemasok. Mengutamakan pemasok yang dekat dengan pabrik. Mengembangkan jit manufacturing. Mengembangkan e-commerce. Melakukan kemitraan.
Senin, 30 April 2012
PROPOSAL PENILITIAN PENGGUNAAN
EKSTRAK-AIR DAUN KATUK SEBAGAI PENGGANTI FEED ADDITIVE KOMERSIAL UNTUK
MEMPRODUKSI MEAT AND EGG DESIGNERS YANG EFISIEN
1. Latar
Belakang
Dewasa ini
industri unggas dihadapkan kepada
permasalahan untuk memproduksi daging
dan telur yang rendah kolesterol, rendah total lipid dan rendah asam
lemak jenuh, tetapi kaya asam amino tertentu seperti asam aspartat, asam
glutamat dan arginin (yang akhir-akhir ini dibuktikan mempunyai peranan penting bagi terjaganya
kesehatan optimal manusia), rendah tingkat kontaminasi oleh mikrobia patogen
dan bebas residu senyawa kimia sintetik serta mengandung protein dan b-karotin
yang tinggi. Produk daging dan telur
dengan kriteria tersebut dinamakan meat and egg designers. Permasalahannya
adalah bahwa feed additive komersial yang beredar di pasar selain mengandung
senyawa kimia sintetik juga tidak mampu memproduksi daging dan telur dengan
kriteria tersebut di atas.
2. Tujuan
Khusus
Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
memperoleh metode ekstraksi daun katuk dengan air pada suhu yang optimal.
2.
Membandingkan ekstrak daun katuk sebagai
feed additive dengan feed additive komersial dalam memproduksimeat and egg
designer yang efisien.
Hasil
penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
1. Kontribusi terhadap pembaharuan dan kemajuan
ipteks:
1. Penelitian ini akan mengungkapkan metode
ekstraksi dengan air pada suhu yang tepat. Metode ekstraksi dengan air pada
suhu yang tepat diharapkan dapat
memodifikasi komposisi asam lemak, b-karotin, kolesterol, trigliserida dan
protein pada daging broiler secara optimal.
Proses pembuatan ekstrak daun katuk dapat dipatenkan.
2. Hal lain yang akan diungkap adalah
kemungkinan ekstrak-air daun katuk berperan dalam mencegah fatty liver syndrome pada broiler.
3. Belum ada penelitian metabolisme lemak
dan modifikasi komposisi kimia daging dan telur
terutama komposisi asam lemak, asam amino dan b-karotin daging dan telur oleh ekstrak
daun katuk.
2. Keunggulan untuk memecahkan masalah
pembangunan
Penelitian
ini dapat memecahkan 3 masalah utama dalam pembangunan yaitu:
a. Penggunaan ekstrak-air daun katuk dapat menggantikan
feed additive komersial dan memberikan efisiensi produksi yang lebih baik. Hal
ini sangat membantu dalam pengembangan usaha peternakan broiler dan petelur dan
peningkatan pendapatan peternak.
b. Memproduksi meat designer
yaitu daging dan telur dengan kriteria rendah kolesterol, trigliserida,
asam lemak jenuh, bebas residu senyawa
kimia sintetis dan tinggi kadar protein dan b-karotinnya. Produk hasil
penelitian ini sangat mendukung program pemerintah dalam penyediaan bahan
pangan yang bergizi tinggi dan aman dikonsumsi. Produkmeat designer dapat
dipatenkan.
3. Memberikan sumbangan bagi kemajuan ipteks:
1. Memberi sumbangan pengetahuan berupa
komposisi asam lemak, asam amino, b-karotin dalam ekstrak-air dari daun katuk.
2. Teknologi ekstraksi daun katuk dengan
air pada suhu yang optimal.
3. Pengembangan teknologi meat and egg
designer.
3. Urgensi
(Keutamaan) Penelitian
Kesulitan untuk memproduksi meat and egg
designer tersebut dapat diatasi oleh
penggunaan ekstrak daun katuk sebagai pengganti feed additive komersial. Hal
ini dikarenakan daun katuk banyak mengandung senyawa aktif yang dapat berperan
sebagai feed additive. Daun katuk mengandung 6 senyawa utama yaitu monomethyl
succinate dan cis-2-methyl cyclopentanol asetat, asam benzoat, asam fenil
malonat, 2-pyrolidinon dan methyl pyroglutamate (Agustal et al., 1997). Methyl
pyroglutamate jika dikonsumsi oleh unggas kemungkinan dapat meningkatkan
sintesis asam amino dan meningkatkan sintesis protein. Glutamate merupakan
senyawa antara dalam sintesis protein.
Untuk lebih
lengkapnya bisa dilihat dari sumber yang terkait.
sumber : uripsantoso.wordpress.com
/ http://rizqialextoramadhan.wordpress.com/2011/05/25/contoh-proposal-penelitian/
DEFINISI : Pernyataan yang tepat mengenai arti suatu kata atau konsep
KONSEP : pengertian yang di simpulkan secara umum dengan mengamati persamaan yang terdapatdiantara sejumlah gejala
Contoh
Kata “segitiga” adalah hasil abstraksi dari sejumlah segitiga , Ada ciri-ciri yang sama.
Macam- macam definisi :
A. Definisi Nominal
B. Definisi Formal
C. Definisi Operasional
D. Definisi Luas
A.DEFINISI NOMINAL
Definisi ini biasa na di gunakan di dalam kamus. Dalam defines ini sesuatu kata di batasi dengan kata lain yang merupakan sinominnya (pandanan), dan dengan terjemahannya atau menunjukkan asal katanya( etimologi).
B.DEFINISI FORMAL
Definisi formal terdiri dari dua rasa atau bagian yaitu:
1.Definiendum: Bagain yang di definisikan
2.Definiens: Bagian yang mendefiniikan
Contoh:
Dosen = Pengajar di perguruan tinggi
Definiendum definiens
C.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi ini kita perlukan jika kita mengadakan penelitian sehubungan dengan hal – hal yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung.
Misal : anda ingin mengetahui apakah mutu makanan mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Untuk membahasnya perlu kita ketahui atau jelaskan apa mutu makanan dan apa arti pertumbuhan ikan.
D.DEFINISI LUAS.
Definisi ini merupakan urain panjang lebar ; bisa satu paragraph, satu bab, atau bisa meliputi seluruh karangan. Definisi ini diperlukan bila kita berhadapan dengan suatu konsep yang rumit, yang tidak bisa di jelaskan dengan kalimat yang pendek.
E.DEFINISI LUAS.
Manusia selain memerlukan makanan, air, dan vitamin juga memerlukan bermacam- macam mineral.
Apakah mineral itu?
Mineral ialah unsure-unsure zat yang terdapat di dalam tanah. Zat- zat ini berwujud sebagi persenyawaan kimia yang di sebut garam. Kira- kira empat persen dari tubuh manusia terdiri dari bermacam- macam mineral, yaitu kalsium. Fosfor, belerang, khlor, natrium, magnesium, besi , mangan, tembaga, dan yodium. Unsur yang terbanyak adalah kalsium dan fofor, yaitu antar 2,3 dan 3,4 persen dari berat tubuh atau antara 57 dan 85 persen dari seluruh mineral yang ada di dalam tubuh
Minggu, 25 Maret 2012
contoh laporan umum mengenai kesesuain lahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana pada kesempatan ini telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan survey tanah dan evaluasi dengan baik.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum. Pada mata kuliah SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN yang merupakan salah satu syarat untuuk mengikuti praktikum di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Dimana Laporan kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah dilapangan dan tanaman apa yang bisa kita tanam yang bisa memberikan keuntungan kepada kita baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Tugas ini bertemakan menyesuaikan kondisi lahan dilapangan yang sesuai untuk tanaman karet / Padi.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu jika ada kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis akan menerimanya dengan senang hati.
Singkat kata semoga tugas ini dapat bermanfaat kita semua.
Medan 5 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
KONDISI LAHAN
Fisiografi, Bahan Induk, Elevasi
Bentuk Wilayah
Iklim
KONDISI TANAH
Morfologi Tanah
Sifat Mekanis Dan Kimia Tanah
KELAS KESESUAIAN LAHAN
Kesesuaian Lahan Aktual
Kesesuaian Lahan Potensial
ANALISIS USAHA TANI
Pengelolahan Tanah dan Pengadaan Bibit
Pemeliharaan
Pemanenan
Hasil Yang Di Peroleh Ataupun in put lain yang mungkin dilakukan untuk mendapatkan produksi yang optimum
Out put / In put dan Beak even point akan diperoleh pada tahun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan Tujuan
Banyak sekali masalah yang ditemui dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Contohnya saja, makin berkurangnya lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal. Serta banyaknya lahan pertanian yang kini telah berahli fungsi menjadi lahan industri bahkan perumahan.
Sebagai salah satu program peningkatan produksi pertanian dengan sasaran utama tanaman perkebunan dan tanaman pangan. Sehingga penduduk banyak yang menggunakan lahan yang tersisa. Dan menyebabkan penggunaan lahan akan semangkin bertambah dan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan semangkin meningkatnya kebutuhan lahan karena semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan penggunaan lahan yang sangat intensif. Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan lahan yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka. Sehingga perlunya dilakukan teknologi yang tepat guna untuk mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya Lahan secara terarah dan efesien digunakan data yang lengkap mengenai keadan iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan, terutama tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang baik, maka dilakukan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan.
Tujuan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan yang dilakukan ini adalah :
Menentukan dan melokasikan lahan yang sesui untuk usaha pertanian.
Menentukan rekomendasi penggunaan lahan (tanah) sesuai dengan kepabilitasnya atau kemampuannya dengan mengindahkan kelestarian kesuburan tanah yang dapat meningkatkan produksi/ha dan pendapatan serta kesejahteraan petani.
Laporan akhir ini menyajikan hasil-hasil pengamatan di lapangan, pengujian di laboratorium, interprestasi data serta pertimbangan/rekomendasi dalam rangka penggunaan lahan (tanah) yang optimal serta untuk menjaga kesuburan lahan di daerah survei.
2. Tata Kerja
Survey tanah daerah Laboratorium seluas 5 ha meliputi tahapan-tahapan pelaksanaan yaitu persiapan, operasi lapangan, analisis laboratorium, diskusi, evaluasi data dan pembuatan laporan.
Pekerjaan persiapan sebelum operasi lapangan adalah pengadan peralatan, konsultasi dengan yang bersangkutan, pembuatan peta-peta dasar. Dan pengadaan bahan makanan yang dilakukan di kota Medan.
Operasi lapangan meliputi survey dan pemetaan tanah, pengamatan-pengamatan tanah dan sifat-sifat keadaan lingkungan areal survei, pengambilan contoh tanah untuk dianalisa di laboratorium. Contoh-contoh tanah profil, kesuburan tanah serta air dianalisa di laboratorium. Hasil pengamatan di lapangan dan data analisis di laboratorium didiskusikan, dievaluasi serta disusun di dalam laporan akhir.
Laporan akhir ini meliputi analisis data lapangan, pembuatan peta dan interpretasi hasil analisis laboratorium.
2.1.Pelaksanaan Survey
Operasi lapangan di areal survey berlangsung pada 28 November 2011 sampai dengan selesai. Areal survey dipetakan dalam tingkat semi detail skala 1 : 50.000. Peta dasar dibuat/diperbesar dari peta topografi skala 1 : 200.000 (Peta 1). Pemetaan dilakukan dengan menjelajahi areal survei pada setiap pengamatan-pengamatan. Pengeboran untuk pengamatan dilakukan dengan jarak pada setiap titik pengamatan. Adpun daerah yang dilakukan penyurveyan tertera pada peta 2.
Pembuatan dan deskripsi profil tanah adalah pada tempat tempat yang dianggap mewakili setiap satuan peta tanah. Pengamatan dan deskripsi profil terdiri dari pencatatan sifat tanah yang meliputi warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, karatan, draenase, dalamnya perakaran, keadaan permukaan air tanah dan keadaan fisik lingkungan seperti fisiografi, relief, bahan induk, vegetasi, tataguna tanah dan lain sebagainya. Contoh tanah yang diambil terdiri dari :
Contoh tanah prifil.
Contoh tanah kesuburan, top soil dengan kedalaman 0-25 cm dan sub soil pada kedalaman 25-50 cm pada setiap titik pengeboran.
2.2.Analisis di Laboratorium
Analisis kimia tanah
Analisis secara kimia dari contoh tanah yang dilakukan di laboratorium terdiri dari:
pH.
C organik.
N total.
P dan K.
Analisis ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.
2.3. Analisis fisika tanah
Penetapan sifat sifat fisika tanah meliputi tekstur, kerapatan butiran/massa (Particle Density), kerapatan lindak/volume (Bulk Density), permebilitas, pori draenase cepat dan lambat. Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, demikian juga analisis tekstur tanah.
2.4.Diskusi, Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Laporan akhir ini disusun berdasarkan data dari lapangan dan laboratorium setelah semua data didiskusikan dan dievaluasi untuk diinterprestasi sehingga dapat dibuat rekomendasi tata guna lahan (tanah). Hasil interpretasi digunakan untuk rekomendasi penggunaan lahan pertanian.
KONDISI LAHAN
1. Fisiografi, Bahan Induk, dan Elevasi
1. Fisiografi dan Bahan Induk
Fisiografi dari daerah survey terdiri dari datarang yang terhampar di seluruh daerah survey. Bahan induk daerah survey terdiri dari bahan vulkanis yang memiliki umur geologi 1 juta tahun.
2. Bentuk Lahan dan Lereng
Satuan bentuk lahan daerah survey berdasarkan interpretasi pada topografi dan pengamatan di lapangan terdiri dari daerah yang datar diseluruh daerah survey. Bentuk lahan daerah survey adalah datar bergelombang.
3. Bentuk Wilayah
1.Lokasi
Lokasi survey terletak di, di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya wisata Gedung Johor, Medan.
Lokasi survey di sebelah Utara berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian dengan tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian tanaman padi (Oryza sativa L.). Sebelah Timur berbatasan dengan jalan. Sebelah Barat berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.). (Peta2).
2.Perhubungan
Sarana perhubungan yang dapat dilakukan melalui darat dari Medan adalah melalui Binjai dan ke Galian survey. Jarak antara Medan ke surveey kira-kira 45 km. Melalui jalan raya Medan – lahan yang di survey yang panjangnya 45 km ditempuh dengan menggunakan bus (Peta 3).
3.Hidrologi
Pola jaringan sungai di daerah survey tidak ditemui hanya terdapat sungai Wampu di luar areal survey. Secara umum keadaan drainase permukaan daerah survey adalah sedang. Dan pada daerah survey sangat jarang terjadi banjir (Peta 4). Air yang ada di daratan permukaan masih cukup baik (Peta 5).
4.Vegetasi, Penggunaan Tanah dan Pertanian
Penggolongan penggunaan lahan (tanah) di areal survey adalah sebagai berikut :
Pemukiman
Perladangan
Pembibitan
4.1. Pemukiman
Pemukiman yang terdapat di dalam daerah survey hanya di bagian Timur. Menurut keterangan yang didapat dibuka sudah 20 tahun. Pemukiman ini diperuntukan sebai pemukiman yang menjaga daerah survey.
4.2. Perladangan
Areal perladangan terdapat di bagian Utara, Selatan dan Barat daerah survey. Jenis tanaman yang diusahakan oleh penduduk setempat antara lain tanaman perkebunan kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.), kakau (Theobroma cacao L.), serata tanaman padi (Oryza sativa L.).
4.3. Pembibitan
Areal pembibitan terdapat di bagian tegah dari daerah survey. Jenis pembibitan tanaman yang diusahakan adalah pembibitan tanaman karet (Hevea brasiliences).
3. Iklim
Data iklim yang dapat dikumpulkan adalah data curah dengan rata-rata curah hujan pertahun adalah 2300 – 2500 mm/tahun. Dengan suhu rata-rata 29 – 320C dan kelembaban (RH) adalah 85 %.
KONDISI TANAH
1. Morfologi Tanah
1.1.Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yang dipergunakan dalam pemetaan tanah di daerah survey adalah menggunakan padanan nama dengan sistem Soil Taxonomi USDA.
Menurut sistem ini satuan peta tanah adalah katagori macam tanah (sub group) yang ditentukan oleh adanya penciri khas dan sifat-sifat tambahan yang terlihat dan dapat diukur di dalam profil tanah sebagai hasil penyipatan di lapangan serta analisis kimia dari contoh tanah profil. Ditentukan macam tanah yaitu ordo Inceptisol, sub ordo Andepts, great group Dystrandepts, sub group Entic Dystrandepts.
1.2.Sifat Umum Tanah
Sifat umum tanah secara umum di daerah survey adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2 untuk lebih lengkap lihat lampiran 3.
1.3.Satuan Peta Tanah
Peta tanah menggambarkan penyebaran macam tanah sebagai hasil pengamatan dan penyipatan tanah di lapangan dengan cara pengeboran serta pemerikasaan profil tanah, pengeboran tanah komposit (Peta 2) dan analisis tanahnya. Peta tanah juga menggambarkan tanah dalam satuan-satuan peta yang disebut satuan peta tanah (soil mapping unit). Peta tanah terdiri dari beberapa unsur satuan yang disesuaikan dengan sistem klasifikasi yang dipergunakan.
Satuan tanah yang dipergunakan adalah katagori macam tanah yang ditentukan oleh sifat-sifat morfogenetis. Satuan fisiografis yang menunjukan keadaan bentuk permukaan lahan, dipandang dari faktor dan proses pembentukan juga dipergunakan sebagai unsur tambahan dalam peta tanah.
1.4.Uraian Satuan Peta Tanah
Dalam uraian ini dikemukakan mengenai penyebarannya, luas, sifat morfologi tanah, sifat fisika dan kimia tanah sebagi hasil analisis contoh tanah di laboratorium. Sifat morfologi meliputi corak dan sifat profil antara lain warna tanah, tekstur dan struktur tanah, konsistensi, fluktuasi air tanah (adanya kerapatan atau glay), perakaran dan batasan-batasan horizon.
Uraian sifat kimia meliputi kandungan unsur-unsur, C, N, C/N, P2O5, K2O, KTK, susunan kaion (Ca, Mg, K, dan Na), kejenuhan dan aluminium dan kemasaman tanah.
Pada daerah survey dapat dilihat bahwa tanah adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2. (Lampiran 3).
2. Sifat Mekanis dan Kimia Tanah
1.Sifat-Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah adalah satu sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang sukar diubah atau diperbaiki, sehingga menjadi faktor penentu dalam pengolahan tanah. Sifat-sifat fisika tanah yang dapat dievaluasi tekstur dan poriaerasi dan pori air tersedia.
1.1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah diklasifikasikan berdasarkan persentase butiran liat, debu dan pasir. Tekstur tanah erat hubungannya dengan sifat fisika dan kesuburan tanah. Tanah yang bertekstur kasar misalnya tanah berpasir mempunyai draenase dan aerasi yang baik, lepas dan gembur yang mudah untuk diolah. Sedangkan tanah bertekstur halus misalnya tanah berdebu dan liat mempunyai areal permukaan adsorpsi yang lebih luas, sehingga daya serapandan kemampuanya menyimpan air, gas dan unsur hara cukup tinggi. Dan biasanya mempunyai pori-pori halus yang lebih banyak, draenase dan aerasi yang sedang sampai jelek, dan relatif sukar untuk diolah. Tekstur tanah pada daerah survey adalah lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%.
1.2. Air Tersedia
Jumlah air tersedia setiap tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain tekstur dan kadar bahan organik tanah. Air tersdia dalam tanah adalah air yang mengisi pori-pori mikro tanah atau disebut pori kapiler. Air tesedia dalam tanah pada daerah survey pada top sol adalah sedang dan pada sub soil adalah sedang.
1.3. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah menggambarkan kemampuan tanah pada keadaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya diukur dalam satuan cm/jam. Permeabilitas tanah pada daerah survey adalah sedang.
2.Sifat-Sifat Kimia Tanah
Uji tanah atau analisis tanah dapat digunakan sebagai pegangan dalam tindakan perbaikan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil uji tanah, maka lahan dapat dikelompokan dalam kelas-kelas didalam menduga tindakan-tindakan pemupukan dan pengapuran dan juga membantu dalam penilaian produktivitas lahan. Hasil analisis kimia dan kesuburan tanah daerah survey Mancang memiliki pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Dapat dilihat pada lampiran 3.
2.1. Kemasaman Tanah (pH)
Pengukuran pH tanah di laboratorium dengan menggunakan pH meter. Tanah dengan lingkungan pH rendah mempengaruhi keadaan unsur-unsur hara, diantaranya meningkatkan kelarutan unsur-nsur mikro seperti Mn, Al, Fe yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyerapan hara oleh akar tanaman.
Rata-rata nilai pH pada areal survey adalah memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6.
2.2. Bahan Organik
Bahan organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang. Kandungan bahan organik tanah dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menetapkan kandungan karbon (C) yang dapat menggambarkan kandungan bahan organik tanah.
Bahan organik juga sebagai salah satu sumber utama unsur hara N yang terkandung di dalam tanah. Pada tanah mineral yang banyak mengandung bahan organik dapat dianggap bahwa tanah mengandung banyak cadangan unsur hara seperti N.
Nisbah C/N menggambarkan tingkat pelapukan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Pada tanah-tanah pertanian biasanya nilai nisbah C/N adalah antara 10 dan 12. Makin tinggi nilai nisbah C/N menunjukan tingkat dekomposisi bahan organik masih belum lanjut, dan nilai nisbah C/N lebih besar dari 25 terdapat pada organik yang terdiri dari bahan-bahan serat yang belum melapuk. Kandungan bahan organik pada daerah survey sedang sekitar 2 %. Dan kandungan unsur N rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. (Lampiran 3).
2.3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)
Kapasitas tukar kation yang diukur menggambarkan kemampuan suatu tanah untuk mngabsorpsi kation-kation pada kompleks pertukarannya. Pada tanah mineral kapasitas tukar kation ini trgantung pada jenis liat dan jumlahnya di dalam tanah, selain itu bahan organik berperan pula sebagai komplks pertukaran. Sdangkan kejenuhan basa menggambarkan prsntase kation-kation yang menduduki posisi kompleks pertukaran.
Kapasitas tukar kation pada daerah survey pada bagian top soil sedang dan pada sub soil rendah. Serta kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %.
KESESUAIAN LAHAN
1. Sistem Klasifikasi
Uraian tentang corak, sifat tanah yang dijumpai pada daerah survey telah dikemukakan pada pembahasan yang terdahulu. Penggolongan kesesuaian lahan untuk daerah pertanian tertentu di dasarkan atas kesesuaian sifat-sifat tanaha dan lingkungannya untuk usaha pertanian tersebut.
Penialian kesesuaian lahan didasrkan atas sistem FAO. Menurut sistem tersebut dikenal 5 kelas kesesuaian lahan dan dinyatakan dalam simbol seperti berikut ini.
Definisi kelas kesesuaian lahan.
Kelas S1 Adalah sangat sesuai (Highly uitable)
Dengan ciri lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta tidak menaikan masukan dari apa yang telah biasa diberikan dan sesuai dengan kaidah konserfasi.
Kelas S2
Adalah Cukup Sesuai (Moderately Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang agak berat dan beberapa pembatas ringan untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3
Adalah Sesuai Marginal (Marginally Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang berat, dan beberapa pembatas agak berat untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1
Adalah Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
Kelas N2
Adalah Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Sistem penilaian ini menggunakan beberapa parameter dengan memperhatikan persyaratan agronomi jenis tanaman yang akan dikembangkan yaitu:
Kwalitas tanah (aspek kimia, fisika dan morfologi tanah).
Iklim.
Keadaan topografi.
Keadaan draenase, banjir, genangan.
Selanjutnya tiap kelas dibagi atas beberapa sub kelas. Pada tingkat sub kelas ini dicantumkan jenis faktor-faktor pembatas, sehingga dapat diketahui usaha-usaha perbaikan yang mungkin dapat dilaksanakan. Faktor pembatas dinyatakan dengan huruf kecil (lampiran 3). Beberapa parameter sebagai faktor pembatas yang dipergunakan dalam sistem penilaian terlampir pada lampiran 3. Lebih lanjut sebagai berikut.
1.1.Kedalaman Efektip
Kedalaman efektip yaitu tebalnya bagian profil tanah diukur dari permukan sampai lapisan bawah yang membatasi pertumbuhan tanaman dengan leluasa, misalnya padas keras, lapisan gips dan lain sebagainya. Kedalaman efektip yang besar akan memberikan pengaruh yang baik bagi petrtumbuhan tanaman.
Kedalam efektip pada daerah survey Mancang adalah 100 cm, sehingga bukan merupakan faktor pembatas.
1.2.Tekstur Tanah dan Pori Tanah
Tekstur tanah berperanan penting terhadap sifat fisika dan kimia tanah, dapat merupakan faktor pembatas pada waktu pengolahan tanah. Sifat fisika dan kimia tanah dapat dipengaruhi oleh struktur, antara lain tembus akar tanaman, daya menahan air dan daya menyimpan zat hara tanaman. Tekstur pada daerah survey adalah lempung liat berpasir. Jumlah pori air tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain struktur tanah, tekstur dan kadar bahan organik. Pori tanah pada daerah survey adalah baik.
1.3.Permeabilitas Tanah
Permebilitas tanah menggambarkan kemanpuan tanah pada kedaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya. Permeabilitas tanah pada daerah survey memiliki permeabilitas yang sedang, sehingga tidak terlalu menjadi faktor pembatas yang membahayakan atau merugika.
1.4.Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah dapat berubah karena adanya perlakuan yang berbeda. Misalnya panen yang terus menerus tanpa melakukan pemupukan akan menurunkan kesuburan tanah. Kesuburan tanah pada daerah survey cukup rendah.
1.5.Kemasaman Tanah
Sama halnya dengan kesuburan tanah, dapat berubah oleh perlakuan. Disamping itu tiap jenis tanaman menghendaki kondisi pH tanah tertentu untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Kondisi kemasaman pada daerah survey memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Sehingga tidak merupakan faktor pembatas yang berarti.
1.6.Kelas Draenase
Draenase meliputi draenase permukaan dan draenase dalam. Draenase yang terhambat merupakan sifat yang baik (sesuai) untuk tanaman padi sawah. Sedangkan untuk tanaman lahan kering seperti palawija, dan tanaman perkebunan yang memiliki zona perakaran yang dalam, maka sifat yang yang baik adalah sedang. Pada daerah survey draenase permukaannya sedang dan draenase dalam adalah sedang.
1.7.Kemiringan
Kemiringan mempengaruhi pekerjaan pengolahan lahan pertanian. Disamping itu kmiringan juga erat hubungannya dengan tingkat erosi yang mungkin terjadi. Kemiringan lahan pada daraeah survey adalah hampir tidak ada. Karena pada daerah survey memiliki topografi yang hanya datar bergelombang.
1.8.Erosi
Setiap jenis tanah mempunyai tingkat kepekaan erosi dan tinggkat erosi erat hubungannya dengan keadaan topografinya. Tingkat erosi pada daerah survey tidak ada terjadi erosi. Kalaupun ada hanya erosi permukaan yang biasa terjadi pada tanah manapun yang disebabkan oleh hujan yang terjadi.
1.9.Kemungkinan Ketersediaan Air
Air sangat dibutuhkan bagi tanaman lahan kering untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Pada daerah survey air yang tersedia masih cukup baik. Disamping air tanah yang baik, di sekitar daerah survey juga terdapat sungai Wampu sebagai sumber air.
1.10. Curah Hujan
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air. Distribusi utama air bagi tanaman adalah curah hujan. Pada daerah survey curah hujan yang terjadi cukup tinggi yaitu 2300 – 2500 mm/thn dengan bulan kering > 2 bulan dan bulan basah < 9 bulan.
2. Kesesuaian Lahan
Kelas kesesuaian lahan dibedakan atas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial.
Kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian lahan pada saat ini (current sutability) adalah kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada, belum mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tinggkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada pada satuan peta. Sebagaimana diketahui bahwa faktor pembatas yang kemungkinan yang terdapat pada peta yang dievaluasi, ada yang sifatnya permanen dan tidak memungkinkan atau ekonomis untuk diperbaiki. Dilain pihak ada faktor pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara ekonomis masih menguntungkan dengan memasukkan teknologi yang tepat.
Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahn yang akan dicapai setelah melakukan usaha-usaha perbaikan. Usaha perbaikan yang dilakukan harus sejalan dengan tingkat penilaian kesesuaian lahan yang akan dilakukan. Kesesuaian lahan potensial inilah yang merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat manajemen atau pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi persatuan luas.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Rekomendasi tata guna tanah disusun setelah mempertimbangkan berbagai faktor–faktor internal dan eksternal dari tanah, Sifat-sifat penggunaan lahan mencakup data dan/atau asumsi yang berkaitan dengan aspek hasil, orientasi pasar intensitas modal, biuruh, sumber tenaga, pengetahuan teknilogi penggunaan lahan, kebutuhan infrastruktur, ukuran danbentuk penguasaan lahan dan tingkat pendapatan per unit produksi atau unit area. Dengan pertimbangan diatas membahas tentang pendapatan dan kesesuaian lahan dan faktor seperti
Faktor iklim
Sifat-sifat tanah meliputi fisik dan kimia tanah
Keuntungan ekonomi
Dengan pertimbangan itu maka rekomendasi penggunaan lahan jauh lebih baik digunakan untuk tanaman karet dibandingkan dengan padi gogo, karena kesesuaian lahan di lapangan menentukan kesesuaian lahan pada karet terdapat pda kelas S2. Sedangkan pada padi gogo kelas kesesuaian lahanya adalah S3, Sehingga dari faktor kelas jauh lebih penggunaan lahan untuk tanaman karet dibandinngkan tanaman padi gogo, dan secara analisis ekonomi diatas juga bisa kita simpulkan pendapatan pada karet jauh lebig menjanjikan kedepanya dengan tingkat keuntungan yang sidnipikan menggiurkan dibandikan padi gogo.
Walaupun demikian pada dasarnya pada tanaman karet menjanjikan keuntungan yang besar namun menggunakan modal awal yang cukup besar pula.
2. Saran
Dalam melakukan survey seharusnya memiliki perencanaan yang matang dari segi peralatan, peta lokasi dan berapa semple yang akan diambil dan dibaawa ke laboratoruim untuk dianalisis, Faktor-faktor yang harus yang terdapat dilapangan bisa dicatat untuk memperoleh data yang lebih akuarat tentunya, Karna tidak semua analisis di laboratorium tidak bisa menjadi patokan utama dalam melakukan survey, Seperti batu dipermukaan, jenis tumbuhan apa saja yang ada di lahan yang kita survey, hasil itulah yang harus kita perhatikan, sehingga survey yang kita lakukan memperoleh hasil yang jelas. Hasil-hasil yang kita peroleh dilapangan tersebutlah yang akan menjadi titik awal lkita dalam melakukan budidaya sehingga kita tidak akan mengalai kekecewaan.
Hasil dari data yang kita diperoleh dilapangan juga akan mempermudah kita dalam pembuatan
laporan survry dan kesesuaian lahanuntuk setiap komuditas pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Darsiman B, dewi Silvia Dora.2008. Evaluasi Kesesuaian dan Kemampuan Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.
Hasibuan B.E, 2011, Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
http://www.wikipedia.com Evaluasi dan Kesesuaian lahan, diakses pada tanggal 17 Desember 2011, Medan
SUMBER : http://nandagokilz1.wordpress.com/2011/12/24/laporanumumlanjutan/
Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana pada kesempatan ini telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan survey tanah dan evaluasi dengan baik.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum. Pada mata kuliah SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN yang merupakan salah satu syarat untuuk mengikuti praktikum di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Dimana Laporan kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah dilapangan dan tanaman apa yang bisa kita tanam yang bisa memberikan keuntungan kepada kita baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Tugas ini bertemakan menyesuaikan kondisi lahan dilapangan yang sesuai untuk tanaman karet / Padi.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu jika ada kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis akan menerimanya dengan senang hati.
Singkat kata semoga tugas ini dapat bermanfaat kita semua.
Medan 5 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
KONDISI LAHAN
Fisiografi, Bahan Induk, Elevasi
Bentuk Wilayah
Iklim
KONDISI TANAH
Morfologi Tanah
Sifat Mekanis Dan Kimia Tanah
KELAS KESESUAIAN LAHAN
Kesesuaian Lahan Aktual
Kesesuaian Lahan Potensial
ANALISIS USAHA TANI
Pengelolahan Tanah dan Pengadaan Bibit
Pemeliharaan
Pemanenan
Hasil Yang Di Peroleh Ataupun in put lain yang mungkin dilakukan untuk mendapatkan produksi yang optimum
Out put / In put dan Beak even point akan diperoleh pada tahun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan Tujuan
Banyak sekali masalah yang ditemui dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Contohnya saja, makin berkurangnya lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal. Serta banyaknya lahan pertanian yang kini telah berahli fungsi menjadi lahan industri bahkan perumahan.
Sebagai salah satu program peningkatan produksi pertanian dengan sasaran utama tanaman perkebunan dan tanaman pangan. Sehingga penduduk banyak yang menggunakan lahan yang tersisa. Dan menyebabkan penggunaan lahan akan semangkin bertambah dan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan semangkin meningkatnya kebutuhan lahan karena semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan penggunaan lahan yang sangat intensif. Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan lahan yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka. Sehingga perlunya dilakukan teknologi yang tepat guna untuk mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya Lahan secara terarah dan efesien digunakan data yang lengkap mengenai keadan iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan, terutama tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang baik, maka dilakukan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan.
Tujuan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan yang dilakukan ini adalah :
Menentukan dan melokasikan lahan yang sesui untuk usaha pertanian.
Menentukan rekomendasi penggunaan lahan (tanah) sesuai dengan kepabilitasnya atau kemampuannya dengan mengindahkan kelestarian kesuburan tanah yang dapat meningkatkan produksi/ha dan pendapatan serta kesejahteraan petani.
Laporan akhir ini menyajikan hasil-hasil pengamatan di lapangan, pengujian di laboratorium, interprestasi data serta pertimbangan/rekomendasi dalam rangka penggunaan lahan (tanah) yang optimal serta untuk menjaga kesuburan lahan di daerah survei.
2. Tata Kerja
Survey tanah daerah Laboratorium seluas 5 ha meliputi tahapan-tahapan pelaksanaan yaitu persiapan, operasi lapangan, analisis laboratorium, diskusi, evaluasi data dan pembuatan laporan.
Pekerjaan persiapan sebelum operasi lapangan adalah pengadan peralatan, konsultasi dengan yang bersangkutan, pembuatan peta-peta dasar. Dan pengadaan bahan makanan yang dilakukan di kota Medan.
Operasi lapangan meliputi survey dan pemetaan tanah, pengamatan-pengamatan tanah dan sifat-sifat keadaan lingkungan areal survei, pengambilan contoh tanah untuk dianalisa di laboratorium. Contoh-contoh tanah profil, kesuburan tanah serta air dianalisa di laboratorium. Hasil pengamatan di lapangan dan data analisis di laboratorium didiskusikan, dievaluasi serta disusun di dalam laporan akhir.
Laporan akhir ini meliputi analisis data lapangan, pembuatan peta dan interpretasi hasil analisis laboratorium.
2.1.Pelaksanaan Survey
Operasi lapangan di areal survey berlangsung pada 28 November 2011 sampai dengan selesai. Areal survey dipetakan dalam tingkat semi detail skala 1 : 50.000. Peta dasar dibuat/diperbesar dari peta topografi skala 1 : 200.000 (Peta 1). Pemetaan dilakukan dengan menjelajahi areal survei pada setiap pengamatan-pengamatan. Pengeboran untuk pengamatan dilakukan dengan jarak pada setiap titik pengamatan. Adpun daerah yang dilakukan penyurveyan tertera pada peta 2.
Pembuatan dan deskripsi profil tanah adalah pada tempat tempat yang dianggap mewakili setiap satuan peta tanah. Pengamatan dan deskripsi profil terdiri dari pencatatan sifat tanah yang meliputi warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, karatan, draenase, dalamnya perakaran, keadaan permukaan air tanah dan keadaan fisik lingkungan seperti fisiografi, relief, bahan induk, vegetasi, tataguna tanah dan lain sebagainya. Contoh tanah yang diambil terdiri dari :
Contoh tanah prifil.
Contoh tanah kesuburan, top soil dengan kedalaman 0-25 cm dan sub soil pada kedalaman 25-50 cm pada setiap titik pengeboran.
2.2.Analisis di Laboratorium
Analisis kimia tanah
Analisis secara kimia dari contoh tanah yang dilakukan di laboratorium terdiri dari:
pH.
C organik.
N total.
P dan K.
Analisis ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.
2.3. Analisis fisika tanah
Penetapan sifat sifat fisika tanah meliputi tekstur, kerapatan butiran/massa (Particle Density), kerapatan lindak/volume (Bulk Density), permebilitas, pori draenase cepat dan lambat. Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, demikian juga analisis tekstur tanah.
2.4.Diskusi, Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Laporan akhir ini disusun berdasarkan data dari lapangan dan laboratorium setelah semua data didiskusikan dan dievaluasi untuk diinterprestasi sehingga dapat dibuat rekomendasi tata guna lahan (tanah). Hasil interpretasi digunakan untuk rekomendasi penggunaan lahan pertanian.
KONDISI LAHAN
1. Fisiografi, Bahan Induk, dan Elevasi
1. Fisiografi dan Bahan Induk
Fisiografi dari daerah survey terdiri dari datarang yang terhampar di seluruh daerah survey. Bahan induk daerah survey terdiri dari bahan vulkanis yang memiliki umur geologi 1 juta tahun.
2. Bentuk Lahan dan Lereng
Satuan bentuk lahan daerah survey berdasarkan interpretasi pada topografi dan pengamatan di lapangan terdiri dari daerah yang datar diseluruh daerah survey. Bentuk lahan daerah survey adalah datar bergelombang.
3. Bentuk Wilayah
1.Lokasi
Lokasi survey terletak di, di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya wisata Gedung Johor, Medan.
Lokasi survey di sebelah Utara berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian dengan tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian tanaman padi (Oryza sativa L.). Sebelah Timur berbatasan dengan jalan. Sebelah Barat berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.). (Peta2).
2.Perhubungan
Sarana perhubungan yang dapat dilakukan melalui darat dari Medan adalah melalui Binjai dan ke Galian survey. Jarak antara Medan ke surveey kira-kira 45 km. Melalui jalan raya Medan – lahan yang di survey yang panjangnya 45 km ditempuh dengan menggunakan bus (Peta 3).
3.Hidrologi
Pola jaringan sungai di daerah survey tidak ditemui hanya terdapat sungai Wampu di luar areal survey. Secara umum keadaan drainase permukaan daerah survey adalah sedang. Dan pada daerah survey sangat jarang terjadi banjir (Peta 4). Air yang ada di daratan permukaan masih cukup baik (Peta 5).
4.Vegetasi, Penggunaan Tanah dan Pertanian
Penggolongan penggunaan lahan (tanah) di areal survey adalah sebagai berikut :
Pemukiman
Perladangan
Pembibitan
4.1. Pemukiman
Pemukiman yang terdapat di dalam daerah survey hanya di bagian Timur. Menurut keterangan yang didapat dibuka sudah 20 tahun. Pemukiman ini diperuntukan sebai pemukiman yang menjaga daerah survey.
4.2. Perladangan
Areal perladangan terdapat di bagian Utara, Selatan dan Barat daerah survey. Jenis tanaman yang diusahakan oleh penduduk setempat antara lain tanaman perkebunan kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.), kakau (Theobroma cacao L.), serata tanaman padi (Oryza sativa L.).
4.3. Pembibitan
Areal pembibitan terdapat di bagian tegah dari daerah survey. Jenis pembibitan tanaman yang diusahakan adalah pembibitan tanaman karet (Hevea brasiliences).
3. Iklim
Data iklim yang dapat dikumpulkan adalah data curah dengan rata-rata curah hujan pertahun adalah 2300 – 2500 mm/tahun. Dengan suhu rata-rata 29 – 320C dan kelembaban (RH) adalah 85 %.
KONDISI TANAH
1. Morfologi Tanah
1.1.Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yang dipergunakan dalam pemetaan tanah di daerah survey adalah menggunakan padanan nama dengan sistem Soil Taxonomi USDA.
Menurut sistem ini satuan peta tanah adalah katagori macam tanah (sub group) yang ditentukan oleh adanya penciri khas dan sifat-sifat tambahan yang terlihat dan dapat diukur di dalam profil tanah sebagai hasil penyipatan di lapangan serta analisis kimia dari contoh tanah profil. Ditentukan macam tanah yaitu ordo Inceptisol, sub ordo Andepts, great group Dystrandepts, sub group Entic Dystrandepts.
1.2.Sifat Umum Tanah
Sifat umum tanah secara umum di daerah survey adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2 untuk lebih lengkap lihat lampiran 3.
1.3.Satuan Peta Tanah
Peta tanah menggambarkan penyebaran macam tanah sebagai hasil pengamatan dan penyipatan tanah di lapangan dengan cara pengeboran serta pemerikasaan profil tanah, pengeboran tanah komposit (Peta 2) dan analisis tanahnya. Peta tanah juga menggambarkan tanah dalam satuan-satuan peta yang disebut satuan peta tanah (soil mapping unit). Peta tanah terdiri dari beberapa unsur satuan yang disesuaikan dengan sistem klasifikasi yang dipergunakan.
Satuan tanah yang dipergunakan adalah katagori macam tanah yang ditentukan oleh sifat-sifat morfogenetis. Satuan fisiografis yang menunjukan keadaan bentuk permukaan lahan, dipandang dari faktor dan proses pembentukan juga dipergunakan sebagai unsur tambahan dalam peta tanah.
1.4.Uraian Satuan Peta Tanah
Dalam uraian ini dikemukakan mengenai penyebarannya, luas, sifat morfologi tanah, sifat fisika dan kimia tanah sebagi hasil analisis contoh tanah di laboratorium. Sifat morfologi meliputi corak dan sifat profil antara lain warna tanah, tekstur dan struktur tanah, konsistensi, fluktuasi air tanah (adanya kerapatan atau glay), perakaran dan batasan-batasan horizon.
Uraian sifat kimia meliputi kandungan unsur-unsur, C, N, C/N, P2O5, K2O, KTK, susunan kaion (Ca, Mg, K, dan Na), kejenuhan dan aluminium dan kemasaman tanah.
Pada daerah survey dapat dilihat bahwa tanah adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2. (Lampiran 3).
2. Sifat Mekanis dan Kimia Tanah
1.Sifat-Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah adalah satu sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang sukar diubah atau diperbaiki, sehingga menjadi faktor penentu dalam pengolahan tanah. Sifat-sifat fisika tanah yang dapat dievaluasi tekstur dan poriaerasi dan pori air tersedia.
1.1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah diklasifikasikan berdasarkan persentase butiran liat, debu dan pasir. Tekstur tanah erat hubungannya dengan sifat fisika dan kesuburan tanah. Tanah yang bertekstur kasar misalnya tanah berpasir mempunyai draenase dan aerasi yang baik, lepas dan gembur yang mudah untuk diolah. Sedangkan tanah bertekstur halus misalnya tanah berdebu dan liat mempunyai areal permukaan adsorpsi yang lebih luas, sehingga daya serapandan kemampuanya menyimpan air, gas dan unsur hara cukup tinggi. Dan biasanya mempunyai pori-pori halus yang lebih banyak, draenase dan aerasi yang sedang sampai jelek, dan relatif sukar untuk diolah. Tekstur tanah pada daerah survey adalah lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%.
1.2. Air Tersedia
Jumlah air tersedia setiap tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain tekstur dan kadar bahan organik tanah. Air tersdia dalam tanah adalah air yang mengisi pori-pori mikro tanah atau disebut pori kapiler. Air tesedia dalam tanah pada daerah survey pada top sol adalah sedang dan pada sub soil adalah sedang.
1.3. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah menggambarkan kemampuan tanah pada keadaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya diukur dalam satuan cm/jam. Permeabilitas tanah pada daerah survey adalah sedang.
2.Sifat-Sifat Kimia Tanah
Uji tanah atau analisis tanah dapat digunakan sebagai pegangan dalam tindakan perbaikan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil uji tanah, maka lahan dapat dikelompokan dalam kelas-kelas didalam menduga tindakan-tindakan pemupukan dan pengapuran dan juga membantu dalam penilaian produktivitas lahan. Hasil analisis kimia dan kesuburan tanah daerah survey Mancang memiliki pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Dapat dilihat pada lampiran 3.
2.1. Kemasaman Tanah (pH)
Pengukuran pH tanah di laboratorium dengan menggunakan pH meter. Tanah dengan lingkungan pH rendah mempengaruhi keadaan unsur-unsur hara, diantaranya meningkatkan kelarutan unsur-nsur mikro seperti Mn, Al, Fe yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyerapan hara oleh akar tanaman.
Rata-rata nilai pH pada areal survey adalah memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6.
2.2. Bahan Organik
Bahan organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang. Kandungan bahan organik tanah dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menetapkan kandungan karbon (C) yang dapat menggambarkan kandungan bahan organik tanah.
Bahan organik juga sebagai salah satu sumber utama unsur hara N yang terkandung di dalam tanah. Pada tanah mineral yang banyak mengandung bahan organik dapat dianggap bahwa tanah mengandung banyak cadangan unsur hara seperti N.
Nisbah C/N menggambarkan tingkat pelapukan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Pada tanah-tanah pertanian biasanya nilai nisbah C/N adalah antara 10 dan 12. Makin tinggi nilai nisbah C/N menunjukan tingkat dekomposisi bahan organik masih belum lanjut, dan nilai nisbah C/N lebih besar dari 25 terdapat pada organik yang terdiri dari bahan-bahan serat yang belum melapuk. Kandungan bahan organik pada daerah survey sedang sekitar 2 %. Dan kandungan unsur N rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. (Lampiran 3).
2.3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)
Kapasitas tukar kation yang diukur menggambarkan kemampuan suatu tanah untuk mngabsorpsi kation-kation pada kompleks pertukarannya. Pada tanah mineral kapasitas tukar kation ini trgantung pada jenis liat dan jumlahnya di dalam tanah, selain itu bahan organik berperan pula sebagai komplks pertukaran. Sdangkan kejenuhan basa menggambarkan prsntase kation-kation yang menduduki posisi kompleks pertukaran.
Kapasitas tukar kation pada daerah survey pada bagian top soil sedang dan pada sub soil rendah. Serta kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %.
KESESUAIAN LAHAN
1. Sistem Klasifikasi
Uraian tentang corak, sifat tanah yang dijumpai pada daerah survey telah dikemukakan pada pembahasan yang terdahulu. Penggolongan kesesuaian lahan untuk daerah pertanian tertentu di dasarkan atas kesesuaian sifat-sifat tanaha dan lingkungannya untuk usaha pertanian tersebut.
Penialian kesesuaian lahan didasrkan atas sistem FAO. Menurut sistem tersebut dikenal 5 kelas kesesuaian lahan dan dinyatakan dalam simbol seperti berikut ini.
Definisi kelas kesesuaian lahan.
Kelas S1 Adalah sangat sesuai (Highly uitable)
Dengan ciri lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta tidak menaikan masukan dari apa yang telah biasa diberikan dan sesuai dengan kaidah konserfasi.
Kelas S2
Adalah Cukup Sesuai (Moderately Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang agak berat dan beberapa pembatas ringan untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3
Adalah Sesuai Marginal (Marginally Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang berat, dan beberapa pembatas agak berat untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1
Adalah Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
Kelas N2
Adalah Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Sistem penilaian ini menggunakan beberapa parameter dengan memperhatikan persyaratan agronomi jenis tanaman yang akan dikembangkan yaitu:
Kwalitas tanah (aspek kimia, fisika dan morfologi tanah).
Iklim.
Keadaan topografi.
Keadaan draenase, banjir, genangan.
Selanjutnya tiap kelas dibagi atas beberapa sub kelas. Pada tingkat sub kelas ini dicantumkan jenis faktor-faktor pembatas, sehingga dapat diketahui usaha-usaha perbaikan yang mungkin dapat dilaksanakan. Faktor pembatas dinyatakan dengan huruf kecil (lampiran 3). Beberapa parameter sebagai faktor pembatas yang dipergunakan dalam sistem penilaian terlampir pada lampiran 3. Lebih lanjut sebagai berikut.
1.1.Kedalaman Efektip
Kedalaman efektip yaitu tebalnya bagian profil tanah diukur dari permukan sampai lapisan bawah yang membatasi pertumbuhan tanaman dengan leluasa, misalnya padas keras, lapisan gips dan lain sebagainya. Kedalaman efektip yang besar akan memberikan pengaruh yang baik bagi petrtumbuhan tanaman.
Kedalam efektip pada daerah survey Mancang adalah 100 cm, sehingga bukan merupakan faktor pembatas.
1.2.Tekstur Tanah dan Pori Tanah
Tekstur tanah berperanan penting terhadap sifat fisika dan kimia tanah, dapat merupakan faktor pembatas pada waktu pengolahan tanah. Sifat fisika dan kimia tanah dapat dipengaruhi oleh struktur, antara lain tembus akar tanaman, daya menahan air dan daya menyimpan zat hara tanaman. Tekstur pada daerah survey adalah lempung liat berpasir. Jumlah pori air tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain struktur tanah, tekstur dan kadar bahan organik. Pori tanah pada daerah survey adalah baik.
1.3.Permeabilitas Tanah
Permebilitas tanah menggambarkan kemanpuan tanah pada kedaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya. Permeabilitas tanah pada daerah survey memiliki permeabilitas yang sedang, sehingga tidak terlalu menjadi faktor pembatas yang membahayakan atau merugika.
1.4.Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah dapat berubah karena adanya perlakuan yang berbeda. Misalnya panen yang terus menerus tanpa melakukan pemupukan akan menurunkan kesuburan tanah. Kesuburan tanah pada daerah survey cukup rendah.
1.5.Kemasaman Tanah
Sama halnya dengan kesuburan tanah, dapat berubah oleh perlakuan. Disamping itu tiap jenis tanaman menghendaki kondisi pH tanah tertentu untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Kondisi kemasaman pada daerah survey memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Sehingga tidak merupakan faktor pembatas yang berarti.
1.6.Kelas Draenase
Draenase meliputi draenase permukaan dan draenase dalam. Draenase yang terhambat merupakan sifat yang baik (sesuai) untuk tanaman padi sawah. Sedangkan untuk tanaman lahan kering seperti palawija, dan tanaman perkebunan yang memiliki zona perakaran yang dalam, maka sifat yang yang baik adalah sedang. Pada daerah survey draenase permukaannya sedang dan draenase dalam adalah sedang.
1.7.Kemiringan
Kemiringan mempengaruhi pekerjaan pengolahan lahan pertanian. Disamping itu kmiringan juga erat hubungannya dengan tingkat erosi yang mungkin terjadi. Kemiringan lahan pada daraeah survey adalah hampir tidak ada. Karena pada daerah survey memiliki topografi yang hanya datar bergelombang.
1.8.Erosi
Setiap jenis tanah mempunyai tingkat kepekaan erosi dan tinggkat erosi erat hubungannya dengan keadaan topografinya. Tingkat erosi pada daerah survey tidak ada terjadi erosi. Kalaupun ada hanya erosi permukaan yang biasa terjadi pada tanah manapun yang disebabkan oleh hujan yang terjadi.
1.9.Kemungkinan Ketersediaan Air
Air sangat dibutuhkan bagi tanaman lahan kering untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Pada daerah survey air yang tersedia masih cukup baik. Disamping air tanah yang baik, di sekitar daerah survey juga terdapat sungai Wampu sebagai sumber air.
1.10. Curah Hujan
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air. Distribusi utama air bagi tanaman adalah curah hujan. Pada daerah survey curah hujan yang terjadi cukup tinggi yaitu 2300 – 2500 mm/thn dengan bulan kering > 2 bulan dan bulan basah < 9 bulan.
2. Kesesuaian Lahan
Kelas kesesuaian lahan dibedakan atas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial.
Kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian lahan pada saat ini (current sutability) adalah kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada, belum mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tinggkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada pada satuan peta. Sebagaimana diketahui bahwa faktor pembatas yang kemungkinan yang terdapat pada peta yang dievaluasi, ada yang sifatnya permanen dan tidak memungkinkan atau ekonomis untuk diperbaiki. Dilain pihak ada faktor pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara ekonomis masih menguntungkan dengan memasukkan teknologi yang tepat.
Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahn yang akan dicapai setelah melakukan usaha-usaha perbaikan. Usaha perbaikan yang dilakukan harus sejalan dengan tingkat penilaian kesesuaian lahan yang akan dilakukan. Kesesuaian lahan potensial inilah yang merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat manajemen atau pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi persatuan luas.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Rekomendasi tata guna tanah disusun setelah mempertimbangkan berbagai faktor–faktor internal dan eksternal dari tanah, Sifat-sifat penggunaan lahan mencakup data dan/atau asumsi yang berkaitan dengan aspek hasil, orientasi pasar intensitas modal, biuruh, sumber tenaga, pengetahuan teknilogi penggunaan lahan, kebutuhan infrastruktur, ukuran danbentuk penguasaan lahan dan tingkat pendapatan per unit produksi atau unit area. Dengan pertimbangan diatas membahas tentang pendapatan dan kesesuaian lahan dan faktor seperti
Faktor iklim
Sifat-sifat tanah meliputi fisik dan kimia tanah
Keuntungan ekonomi
Dengan pertimbangan itu maka rekomendasi penggunaan lahan jauh lebih baik digunakan untuk tanaman karet dibandingkan dengan padi gogo, karena kesesuaian lahan di lapangan menentukan kesesuaian lahan pada karet terdapat pda kelas S2. Sedangkan pada padi gogo kelas kesesuaian lahanya adalah S3, Sehingga dari faktor kelas jauh lebih penggunaan lahan untuk tanaman karet dibandinngkan tanaman padi gogo, dan secara analisis ekonomi diatas juga bisa kita simpulkan pendapatan pada karet jauh lebig menjanjikan kedepanya dengan tingkat keuntungan yang sidnipikan menggiurkan dibandikan padi gogo.
Walaupun demikian pada dasarnya pada tanaman karet menjanjikan keuntungan yang besar namun menggunakan modal awal yang cukup besar pula.
2. Saran
Dalam melakukan survey seharusnya memiliki perencanaan yang matang dari segi peralatan, peta lokasi dan berapa semple yang akan diambil dan dibaawa ke laboratoruim untuk dianalisis, Faktor-faktor yang harus yang terdapat dilapangan bisa dicatat untuk memperoleh data yang lebih akuarat tentunya, Karna tidak semua analisis di laboratorium tidak bisa menjadi patokan utama dalam melakukan survey, Seperti batu dipermukaan, jenis tumbuhan apa saja yang ada di lahan yang kita survey, hasil itulah yang harus kita perhatikan, sehingga survey yang kita lakukan memperoleh hasil yang jelas. Hasil-hasil yang kita peroleh dilapangan tersebutlah yang akan menjadi titik awal lkita dalam melakukan budidaya sehingga kita tidak akan mengalai kekecewaan.
Hasil dari data yang kita diperoleh dilapangan juga akan mempermudah kita dalam pembuatan
laporan survry dan kesesuaian lahanuntuk setiap komuditas pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Darsiman B, dewi Silvia Dora.2008. Evaluasi Kesesuaian dan Kemampuan Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.
Hasibuan B.E, 2011, Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
http://www.wikipedia.com Evaluasi dan Kesesuaian lahan, diakses pada tanggal 17 Desember 2011, Medan
SUMBER : http://nandagokilz1.wordpress.com/2011/12/24/laporanumumlanjutan/
Langganan:
Postingan (Atom)