KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana pada kesempatan ini telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan survey tanah dan evaluasi dengan baik.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum. Pada mata kuliah SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN yang merupakan salah satu syarat untuuk mengikuti praktikum di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Dimana Laporan kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah dilapangan dan tanaman apa yang bisa kita tanam yang bisa memberikan keuntungan kepada kita baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Tugas ini bertemakan menyesuaikan kondisi lahan dilapangan yang sesuai untuk tanaman karet / Padi.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu jika ada kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis akan menerimanya dengan senang hati.
Singkat kata semoga tugas ini dapat bermanfaat kita semua.
Medan 5 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
KONDISI LAHAN
Fisiografi, Bahan Induk, Elevasi
Bentuk Wilayah
Iklim
KONDISI TANAH
Morfologi Tanah
Sifat Mekanis Dan Kimia Tanah
KELAS KESESUAIAN LAHAN
Kesesuaian Lahan Aktual
Kesesuaian Lahan Potensial
ANALISIS USAHA TANI
Pengelolahan Tanah dan Pengadaan Bibit
Pemeliharaan
Pemanenan
Hasil Yang Di Peroleh Ataupun in put lain yang mungkin dilakukan untuk mendapatkan produksi yang optimum
Out put / In put dan Beak even point akan diperoleh pada tahun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan Tujuan
Banyak sekali masalah yang ditemui dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Contohnya saja, makin berkurangnya lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal. Serta banyaknya lahan pertanian yang kini telah berahli fungsi menjadi lahan industri bahkan perumahan.
Sebagai salah satu program peningkatan produksi pertanian dengan sasaran utama tanaman perkebunan dan tanaman pangan. Sehingga penduduk banyak yang menggunakan lahan yang tersisa. Dan menyebabkan penggunaan lahan akan semangkin bertambah dan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan semangkin meningkatnya kebutuhan lahan karena semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan penggunaan lahan yang sangat intensif. Keterbatasan Sumber Daya Lahan yang disebabkan penggunaan lahan yang berlebihan, maka lahan menjadi sumber daya yang langka. Sehingga perlunya dilakukan teknologi yang tepat guna untuk mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya Lahan secara terarah dan efesien digunakan data yang lengkap mengenai keadan iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan, terutama tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang baik, maka dilakukan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan.
Tujuan survey dan pemetaan kepabilitas atau kemampuan lahan yang dilakukan ini adalah :
Menentukan dan melokasikan lahan yang sesui untuk usaha pertanian.
Menentukan rekomendasi penggunaan lahan (tanah) sesuai dengan kepabilitasnya atau kemampuannya dengan mengindahkan kelestarian kesuburan tanah yang dapat meningkatkan produksi/ha dan pendapatan serta kesejahteraan petani.
Laporan akhir ini menyajikan hasil-hasil pengamatan di lapangan, pengujian di laboratorium, interprestasi data serta pertimbangan/rekomendasi dalam rangka penggunaan lahan (tanah) yang optimal serta untuk menjaga kesuburan lahan di daerah survei.
2. Tata Kerja
Survey tanah daerah Laboratorium seluas 5 ha meliputi tahapan-tahapan pelaksanaan yaitu persiapan, operasi lapangan, analisis laboratorium, diskusi, evaluasi data dan pembuatan laporan.
Pekerjaan persiapan sebelum operasi lapangan adalah pengadan peralatan, konsultasi dengan yang bersangkutan, pembuatan peta-peta dasar. Dan pengadaan bahan makanan yang dilakukan di kota Medan.
Operasi lapangan meliputi survey dan pemetaan tanah, pengamatan-pengamatan tanah dan sifat-sifat keadaan lingkungan areal survei, pengambilan contoh tanah untuk dianalisa di laboratorium. Contoh-contoh tanah profil, kesuburan tanah serta air dianalisa di laboratorium. Hasil pengamatan di lapangan dan data analisis di laboratorium didiskusikan, dievaluasi serta disusun di dalam laporan akhir.
Laporan akhir ini meliputi analisis data lapangan, pembuatan peta dan interpretasi hasil analisis laboratorium.
2.1.Pelaksanaan Survey
Operasi lapangan di areal survey berlangsung pada 28 November 2011 sampai dengan selesai. Areal survey dipetakan dalam tingkat semi detail skala 1 : 50.000. Peta dasar dibuat/diperbesar dari peta topografi skala 1 : 200.000 (Peta 1). Pemetaan dilakukan dengan menjelajahi areal survei pada setiap pengamatan-pengamatan. Pengeboran untuk pengamatan dilakukan dengan jarak pada setiap titik pengamatan. Adpun daerah yang dilakukan penyurveyan tertera pada peta 2.
Pembuatan dan deskripsi profil tanah adalah pada tempat tempat yang dianggap mewakili setiap satuan peta tanah. Pengamatan dan deskripsi profil terdiri dari pencatatan sifat tanah yang meliputi warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, karatan, draenase, dalamnya perakaran, keadaan permukaan air tanah dan keadaan fisik lingkungan seperti fisiografi, relief, bahan induk, vegetasi, tataguna tanah dan lain sebagainya. Contoh tanah yang diambil terdiri dari :
Contoh tanah prifil.
Contoh tanah kesuburan, top soil dengan kedalaman 0-25 cm dan sub soil pada kedalaman 25-50 cm pada setiap titik pengeboran.
2.2.Analisis di Laboratorium
Analisis kimia tanah
Analisis secara kimia dari contoh tanah yang dilakukan di laboratorium terdiri dari:
pH.
C organik.
N total.
P dan K.
Analisis ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan.
2.3. Analisis fisika tanah
Penetapan sifat sifat fisika tanah meliputi tekstur, kerapatan butiran/massa (Particle Density), kerapatan lindak/volume (Bulk Density), permebilitas, pori draenase cepat dan lambat. Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan, demikian juga analisis tekstur tanah.
2.4.Diskusi, Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Laporan akhir ini disusun berdasarkan data dari lapangan dan laboratorium setelah semua data didiskusikan dan dievaluasi untuk diinterprestasi sehingga dapat dibuat rekomendasi tata guna lahan (tanah). Hasil interpretasi digunakan untuk rekomendasi penggunaan lahan pertanian.
KONDISI LAHAN
1. Fisiografi, Bahan Induk, dan Elevasi
1. Fisiografi dan Bahan Induk
Fisiografi dari daerah survey terdiri dari datarang yang terhampar di seluruh daerah survey. Bahan induk daerah survey terdiri dari bahan vulkanis yang memiliki umur geologi 1 juta tahun.
2. Bentuk Lahan dan Lereng
Satuan bentuk lahan daerah survey berdasarkan interpretasi pada topografi dan pengamatan di lapangan terdiri dari daerah yang datar diseluruh daerah survey. Bentuk lahan daerah survey adalah datar bergelombang.
3. Bentuk Wilayah
1.Lokasi
Lokasi survey terletak di, di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya wisata Gedung Johor, Medan.
Lokasi survey di sebelah Utara berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian dengan tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Sebelah Selatan berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) dan sebahagian tanaman padi (Oryza sativa L.). Sebelah Timur berbatasan dengan jalan. Sebelah Barat berbatasan dengan tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.). (Peta2).
2.Perhubungan
Sarana perhubungan yang dapat dilakukan melalui darat dari Medan adalah melalui Binjai dan ke Galian survey. Jarak antara Medan ke surveey kira-kira 45 km. Melalui jalan raya Medan – lahan yang di survey yang panjangnya 45 km ditempuh dengan menggunakan bus (Peta 3).
3.Hidrologi
Pola jaringan sungai di daerah survey tidak ditemui hanya terdapat sungai Wampu di luar areal survey. Secara umum keadaan drainase permukaan daerah survey adalah sedang. Dan pada daerah survey sangat jarang terjadi banjir (Peta 4). Air yang ada di daratan permukaan masih cukup baik (Peta 5).
4.Vegetasi, Penggunaan Tanah dan Pertanian
Penggolongan penggunaan lahan (tanah) di areal survey adalah sebagai berikut :
Pemukiman
Perladangan
Pembibitan
4.1. Pemukiman
Pemukiman yang terdapat di dalam daerah survey hanya di bagian Timur. Menurut keterangan yang didapat dibuka sudah 20 tahun. Pemukiman ini diperuntukan sebai pemukiman yang menjaga daerah survey.
4.2. Perladangan
Areal perladangan terdapat di bagian Utara, Selatan dan Barat daerah survey. Jenis tanaman yang diusahakan oleh penduduk setempat antara lain tanaman perkebunan kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.), kakau (Theobroma cacao L.), serata tanaman padi (Oryza sativa L.).
4.3. Pembibitan
Areal pembibitan terdapat di bagian tegah dari daerah survey. Jenis pembibitan tanaman yang diusahakan adalah pembibitan tanaman karet (Hevea brasiliences).
3. Iklim
Data iklim yang dapat dikumpulkan adalah data curah dengan rata-rata curah hujan pertahun adalah 2300 – 2500 mm/tahun. Dengan suhu rata-rata 29 – 320C dan kelembaban (RH) adalah 85 %.
KONDISI TANAH
1. Morfologi Tanah
1.1.Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yang dipergunakan dalam pemetaan tanah di daerah survey adalah menggunakan padanan nama dengan sistem Soil Taxonomi USDA.
Menurut sistem ini satuan peta tanah adalah katagori macam tanah (sub group) yang ditentukan oleh adanya penciri khas dan sifat-sifat tambahan yang terlihat dan dapat diukur di dalam profil tanah sebagai hasil penyipatan di lapangan serta analisis kimia dari contoh tanah profil. Ditentukan macam tanah yaitu ordo Inceptisol, sub ordo Andepts, great group Dystrandepts, sub group Entic Dystrandepts.
1.2.Sifat Umum Tanah
Sifat umum tanah secara umum di daerah survey adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2 untuk lebih lengkap lihat lampiran 3.
1.3.Satuan Peta Tanah
Peta tanah menggambarkan penyebaran macam tanah sebagai hasil pengamatan dan penyipatan tanah di lapangan dengan cara pengeboran serta pemerikasaan profil tanah, pengeboran tanah komposit (Peta 2) dan analisis tanahnya. Peta tanah juga menggambarkan tanah dalam satuan-satuan peta yang disebut satuan peta tanah (soil mapping unit). Peta tanah terdiri dari beberapa unsur satuan yang disesuaikan dengan sistem klasifikasi yang dipergunakan.
Satuan tanah yang dipergunakan adalah katagori macam tanah yang ditentukan oleh sifat-sifat morfogenetis. Satuan fisiografis yang menunjukan keadaan bentuk permukaan lahan, dipandang dari faktor dan proses pembentukan juga dipergunakan sebagai unsur tambahan dalam peta tanah.
1.4.Uraian Satuan Peta Tanah
Dalam uraian ini dikemukakan mengenai penyebarannya, luas, sifat morfologi tanah, sifat fisika dan kimia tanah sebagi hasil analisis contoh tanah di laboratorium. Sifat morfologi meliputi corak dan sifat profil antara lain warna tanah, tekstur dan struktur tanah, konsistensi, fluktuasi air tanah (adanya kerapatan atau glay), perakaran dan batasan-batasan horizon.
Uraian sifat kimia meliputi kandungan unsur-unsur, C, N, C/N, P2O5, K2O, KTK, susunan kaion (Ca, Mg, K, dan Na), kejenuhan dan aluminium dan kemasaman tanah.
Pada daerah survey dapat dilihat bahwa tanah adalah tanah inceptisol dengan tekstur lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%, berstruktur gumpal bersudut dengan kedalaman efektif 85 cm. Memiliki warna yang lebih dominan adalah kuning kemerah-merahan. pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %. Dan memiliki kerapatan volume pada top soil 1,4 – 1,3 dan pada sub soil 1,1 – 1,2. (Lampiran 3).
2. Sifat Mekanis dan Kimia Tanah
1.Sifat-Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah adalah satu sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang sukar diubah atau diperbaiki, sehingga menjadi faktor penentu dalam pengolahan tanah. Sifat-sifat fisika tanah yang dapat dievaluasi tekstur dan poriaerasi dan pori air tersedia.
1.1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah diklasifikasikan berdasarkan persentase butiran liat, debu dan pasir. Tekstur tanah erat hubungannya dengan sifat fisika dan kesuburan tanah. Tanah yang bertekstur kasar misalnya tanah berpasir mempunyai draenase dan aerasi yang baik, lepas dan gembur yang mudah untuk diolah. Sedangkan tanah bertekstur halus misalnya tanah berdebu dan liat mempunyai areal permukaan adsorpsi yang lebih luas, sehingga daya serapandan kemampuanya menyimpan air, gas dan unsur hara cukup tinggi. Dan biasanya mempunyai pori-pori halus yang lebih banyak, draenase dan aerasi yang sedang sampai jelek, dan relatif sukar untuk diolah. Tekstur tanah pada daerah survey adalah lempung liat berpasir dengan rincian praksi pada top soil pasir 5%, liat 35%, dan debu 60% dan pada sub soil pasir 11%, liat 40% dan debu 49%.
1.2. Air Tersedia
Jumlah air tersedia setiap tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain tekstur dan kadar bahan organik tanah. Air tersdia dalam tanah adalah air yang mengisi pori-pori mikro tanah atau disebut pori kapiler. Air tesedia dalam tanah pada daerah survey pada top sol adalah sedang dan pada sub soil adalah sedang.
1.3. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah menggambarkan kemampuan tanah pada keadaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya diukur dalam satuan cm/jam. Permeabilitas tanah pada daerah survey adalah sedang.
2.Sifat-Sifat Kimia Tanah
Uji tanah atau analisis tanah dapat digunakan sebagai pegangan dalam tindakan perbaikan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil uji tanah, maka lahan dapat dikelompokan dalam kelas-kelas didalam menduga tindakan-tindakan pemupukan dan pengapuran dan juga membantu dalam penilaian produktivitas lahan. Hasil analisis kimia dan kesuburan tanah daerah survey Mancang memiliki pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Kandungan N total rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. KTK pada top soil sedang dan pada sub soil rendah. Dapat dilihat pada lampiran 3.
2.1. Kemasaman Tanah (pH)
Pengukuran pH tanah di laboratorium dengan menggunakan pH meter. Tanah dengan lingkungan pH rendah mempengaruhi keadaan unsur-unsur hara, diantaranya meningkatkan kelarutan unsur-nsur mikro seperti Mn, Al, Fe yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyerapan hara oleh akar tanaman.
Rata-rata nilai pH pada areal survey adalah memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6.
2.2. Bahan Organik
Bahan organik berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang. Kandungan bahan organik tanah dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menetapkan kandungan karbon (C) yang dapat menggambarkan kandungan bahan organik tanah.
Bahan organik juga sebagai salah satu sumber utama unsur hara N yang terkandung di dalam tanah. Pada tanah mineral yang banyak mengandung bahan organik dapat dianggap bahwa tanah mengandung banyak cadangan unsur hara seperti N.
Nisbah C/N menggambarkan tingkat pelapukan bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Pada tanah-tanah pertanian biasanya nilai nisbah C/N adalah antara 10 dan 12. Makin tinggi nilai nisbah C/N menunjukan tingkat dekomposisi bahan organik masih belum lanjut, dan nilai nisbah C/N lebih besar dari 25 terdapat pada organik yang terdiri dari bahan-bahan serat yang belum melapuk. Kandungan bahan organik pada daerah survey sedang sekitar 2 %. Dan kandungan unsur N rendah dan C pada top soil 1,1 dan sub soil 1,1. (Lampiran 3).
2.3. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)
Kapasitas tukar kation yang diukur menggambarkan kemampuan suatu tanah untuk mngabsorpsi kation-kation pada kompleks pertukarannya. Pada tanah mineral kapasitas tukar kation ini trgantung pada jenis liat dan jumlahnya di dalam tanah, selain itu bahan organik berperan pula sebagai komplks pertukaran. Sdangkan kejenuhan basa menggambarkan prsntase kation-kation yang menduduki posisi kompleks pertukaran.
Kapasitas tukar kation pada daerah survey pada bagian top soil sedang dan pada sub soil rendah. Serta kejenuhan basah berkisar pada top soil 25 – 30 % dan pada sub soil 15 – 20 %.
KESESUAIAN LAHAN
1. Sistem Klasifikasi
Uraian tentang corak, sifat tanah yang dijumpai pada daerah survey telah dikemukakan pada pembahasan yang terdahulu. Penggolongan kesesuaian lahan untuk daerah pertanian tertentu di dasarkan atas kesesuaian sifat-sifat tanaha dan lingkungannya untuk usaha pertanian tersebut.
Penialian kesesuaian lahan didasrkan atas sistem FAO. Menurut sistem tersebut dikenal 5 kelas kesesuaian lahan dan dinyatakan dalam simbol seperti berikut ini.
Definisi kelas kesesuaian lahan.
Kelas S1 Adalah sangat sesuai (Highly uitable)
Dengan ciri lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta tidak menaikan masukan dari apa yang telah biasa diberikan dan sesuai dengan kaidah konserfasi.
Kelas S2
Adalah Cukup Sesuai (Moderately Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang agak berat dan beberapa pembatas ringan untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3
Adalah Sesuai Marginal (Marginally Suitable).
Dengan ciri lahan yang mempunyai satu pembatas yang berat, dan beberapa pembatas agak berat untuk penggunaan secara lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1
Adalah Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
Kelas N2
Adalah Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not Suitable)
Dengan ciri lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Sistem penilaian ini menggunakan beberapa parameter dengan memperhatikan persyaratan agronomi jenis tanaman yang akan dikembangkan yaitu:
Kwalitas tanah (aspek kimia, fisika dan morfologi tanah).
Iklim.
Keadaan topografi.
Keadaan draenase, banjir, genangan.
Selanjutnya tiap kelas dibagi atas beberapa sub kelas. Pada tingkat sub kelas ini dicantumkan jenis faktor-faktor pembatas, sehingga dapat diketahui usaha-usaha perbaikan yang mungkin dapat dilaksanakan. Faktor pembatas dinyatakan dengan huruf kecil (lampiran 3). Beberapa parameter sebagai faktor pembatas yang dipergunakan dalam sistem penilaian terlampir pada lampiran 3. Lebih lanjut sebagai berikut.
1.1.Kedalaman Efektip
Kedalaman efektip yaitu tebalnya bagian profil tanah diukur dari permukan sampai lapisan bawah yang membatasi pertumbuhan tanaman dengan leluasa, misalnya padas keras, lapisan gips dan lain sebagainya. Kedalaman efektip yang besar akan memberikan pengaruh yang baik bagi petrtumbuhan tanaman.
Kedalam efektip pada daerah survey Mancang adalah 100 cm, sehingga bukan merupakan faktor pembatas.
1.2.Tekstur Tanah dan Pori Tanah
Tekstur tanah berperanan penting terhadap sifat fisika dan kimia tanah, dapat merupakan faktor pembatas pada waktu pengolahan tanah. Sifat fisika dan kimia tanah dapat dipengaruhi oleh struktur, antara lain tembus akar tanaman, daya menahan air dan daya menyimpan zat hara tanaman. Tekstur pada daerah survey adalah lempung liat berpasir. Jumlah pori air tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah antara lain struktur tanah, tekstur dan kadar bahan organik. Pori tanah pada daerah survey adalah baik.
1.3.Permeabilitas Tanah
Permebilitas tanah menggambarkan kemanpuan tanah pada kedaan jenuh untuk dapat dirembesi oleh air yang kecepatan rembesannya. Permeabilitas tanah pada daerah survey memiliki permeabilitas yang sedang, sehingga tidak terlalu menjadi faktor pembatas yang membahayakan atau merugika.
1.4.Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah dapat berubah karena adanya perlakuan yang berbeda. Misalnya panen yang terus menerus tanpa melakukan pemupukan akan menurunkan kesuburan tanah. Kesuburan tanah pada daerah survey cukup rendah.
1.5.Kemasaman Tanah
Sama halnya dengan kesuburan tanah, dapat berubah oleh perlakuan. Disamping itu tiap jenis tanaman menghendaki kondisi pH tanah tertentu untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Kondisi kemasaman pada daerah survey memiliki nilai pH pada top soil adalah 6,2 dan pada sub soil adalah 5,6. Sehingga tidak merupakan faktor pembatas yang berarti.
1.6.Kelas Draenase
Draenase meliputi draenase permukaan dan draenase dalam. Draenase yang terhambat merupakan sifat yang baik (sesuai) untuk tanaman padi sawah. Sedangkan untuk tanaman lahan kering seperti palawija, dan tanaman perkebunan yang memiliki zona perakaran yang dalam, maka sifat yang yang baik adalah sedang. Pada daerah survey draenase permukaannya sedang dan draenase dalam adalah sedang.
1.7.Kemiringan
Kemiringan mempengaruhi pekerjaan pengolahan lahan pertanian. Disamping itu kmiringan juga erat hubungannya dengan tingkat erosi yang mungkin terjadi. Kemiringan lahan pada daraeah survey adalah hampir tidak ada. Karena pada daerah survey memiliki topografi yang hanya datar bergelombang.
1.8.Erosi
Setiap jenis tanah mempunyai tingkat kepekaan erosi dan tinggkat erosi erat hubungannya dengan keadaan topografinya. Tingkat erosi pada daerah survey tidak ada terjadi erosi. Kalaupun ada hanya erosi permukaan yang biasa terjadi pada tanah manapun yang disebabkan oleh hujan yang terjadi.
1.9.Kemungkinan Ketersediaan Air
Air sangat dibutuhkan bagi tanaman lahan kering untuk mencapai pertumbuhan yang baik. Pada daerah survey air yang tersedia masih cukup baik. Disamping air tanah yang baik, di sekitar daerah survey juga terdapat sungai Wampu sebagai sumber air.
1.10. Curah Hujan
Hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air. Distribusi utama air bagi tanaman adalah curah hujan. Pada daerah survey curah hujan yang terjadi cukup tinggi yaitu 2300 – 2500 mm/thn dengan bulan kering > 2 bulan dan bulan basah < 9 bulan.
2. Kesesuaian Lahan
Kelas kesesuaian lahan dibedakan atas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial.
Kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian lahan pada saat ini (current sutability) adalah kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada, belum mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tinggkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada pada satuan peta. Sebagaimana diketahui bahwa faktor pembatas yang kemungkinan yang terdapat pada peta yang dievaluasi, ada yang sifatnya permanen dan tidak memungkinkan atau ekonomis untuk diperbaiki. Dilain pihak ada faktor pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara ekonomis masih menguntungkan dengan memasukkan teknologi yang tepat.
Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahn yang akan dicapai setelah melakukan usaha-usaha perbaikan. Usaha perbaikan yang dilakukan harus sejalan dengan tingkat penilaian kesesuaian lahan yang akan dilakukan. Kesesuaian lahan potensial inilah yang merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat manajemen atau pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi persatuan luas.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Rekomendasi tata guna tanah disusun setelah mempertimbangkan berbagai faktor–faktor internal dan eksternal dari tanah, Sifat-sifat penggunaan lahan mencakup data dan/atau asumsi yang berkaitan dengan aspek hasil, orientasi pasar intensitas modal, biuruh, sumber tenaga, pengetahuan teknilogi penggunaan lahan, kebutuhan infrastruktur, ukuran danbentuk penguasaan lahan dan tingkat pendapatan per unit produksi atau unit area. Dengan pertimbangan diatas membahas tentang pendapatan dan kesesuaian lahan dan faktor seperti
Faktor iklim
Sifat-sifat tanah meliputi fisik dan kimia tanah
Keuntungan ekonomi
Dengan pertimbangan itu maka rekomendasi penggunaan lahan jauh lebih baik digunakan untuk tanaman karet dibandingkan dengan padi gogo, karena kesesuaian lahan di lapangan menentukan kesesuaian lahan pada karet terdapat pda kelas S2. Sedangkan pada padi gogo kelas kesesuaian lahanya adalah S3, Sehingga dari faktor kelas jauh lebih penggunaan lahan untuk tanaman karet dibandinngkan tanaman padi gogo, dan secara analisis ekonomi diatas juga bisa kita simpulkan pendapatan pada karet jauh lebig menjanjikan kedepanya dengan tingkat keuntungan yang sidnipikan menggiurkan dibandikan padi gogo.
Walaupun demikian pada dasarnya pada tanaman karet menjanjikan keuntungan yang besar namun menggunakan modal awal yang cukup besar pula.
2. Saran
Dalam melakukan survey seharusnya memiliki perencanaan yang matang dari segi peralatan, peta lokasi dan berapa semple yang akan diambil dan dibaawa ke laboratoruim untuk dianalisis, Faktor-faktor yang harus yang terdapat dilapangan bisa dicatat untuk memperoleh data yang lebih akuarat tentunya, Karna tidak semua analisis di laboratorium tidak bisa menjadi patokan utama dalam melakukan survey, Seperti batu dipermukaan, jenis tumbuhan apa saja yang ada di lahan yang kita survey, hasil itulah yang harus kita perhatikan, sehingga survey yang kita lakukan memperoleh hasil yang jelas. Hasil-hasil yang kita peroleh dilapangan tersebutlah yang akan menjadi titik awal lkita dalam melakukan budidaya sehingga kita tidak akan mengalai kekecewaan.
Hasil dari data yang kita diperoleh dilapangan juga akan mempermudah kita dalam pembuatan
laporan survry dan kesesuaian lahanuntuk setiap komuditas pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Darsiman B, dewi Silvia Dora.2008. Evaluasi Kesesuaian dan Kemampuan Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.
Hasibuan B.E, 2011, Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
http://www.wikipedia.com Evaluasi dan Kesesuaian lahan, diakses pada tanggal 17 Desember 2011, Medan
SUMBER : http://nandagokilz1.wordpress.com/2011/12/24/laporanumumlanjutan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar